Sukses

Di Depan Jokowi, Khofifah Sebut Sempat Bahagia Saat Tingkat Penularan COVID-19 Jatim 0,86 Persen

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menuturkan, kasus Corona COVID-19 terbanyak berada di Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memaparkan laporannya mengenai kondisi dan penanganan Corona COVID-19 di wilayah yang dipimpinnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Khofifah mengatakan, dari total kasus pasien positif COVID-19 di Jatim, pada Rabu 24 Juni 2020, yang mencapai angka 10.282 orang, kasus terbanyak berada di Kota Surabaya, disusul dua daerah tetangga Surabaya, yaitu Kabupaten Sidoarjo dan Gresik (Surabaya Raya).

"Tertinggi memang di Surabaya, yaitu 48,3 persen, berikutnya Sidoarjo, Gresik, dan kabupaten/kota lain 34 persen,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020). 

Khofifah menuturkan, attack rate tingkat serangan Covid-19 di Jawa Timur di angka 25 per seratus ribu jumlah populasi, sementara di Surabaya di angka 189 dan Surabaya Raya 105. Attack rate diperlukan secara epidemiologi karena dengan begitu tingkat kewaspadaan akan terus tertanam oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

"Sebetulnya kami sempat mendapatkan suatu kebahagiaan ketika pada tanggal 9 Juni rate of transmission di Jawa Timur 0,86 persen. Tapi kemudian ada kenaikan kembali pada 24 Juni kemarin rate of transmissionnya 1,08 persen,” ucap Khofifah. 

Khofifah mengungkapkan, di Surabaya Raya, sempat di bawah satu (rate of transmission-nya) sampai enam hari. Surabaya sempat di bawah satu sampai enam hari, Sidoarjo sempat di bawah satu selama delapan hari, Gresik di bawah satu sempat enam hari. 

"Hari itu kami sempat senang, delapan hari kita siap-siap masuk new normal,” ujarnya. 

Untuk mempertahankan itu, Khofifah mengatakan, Gugus Tugas Covid-19 Jatim berupaya mengajak masyarakat, di antaranya, bersilaturahmi secara virtual pada saat Lebaran lalu. 

Namun, tidak semua masyarakat mematuhi itu karena berkaitan dengan keyakinan dan kebiasaan masyarakat. "Pada posisi seperti inilah yang kemudian menimbulkan munculnya klaster-klaster baru," ucap Khofifah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Perkembangan Pasien Positif Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 24 Juni 2020

Sebelumnya, dinamika kasus persebaran Corona COVID-19 kian meningkat di Jawa Timur (Jatim). Data dari Dinas Kominfo Jatim, ada tambahan 183 pasien positif sehingga totalnya menjadi 10.282 orang, Kamis, 18 Juni 2020.

183 pasien positif Corona COVID-19 tersebut berasal dari Kota Surabaya, 84 orang. Kabupaten Sidoarjo, 27 orang. Kabupaten Gresik, 34 orang. Kabupaten Sumenep, 13 orang. Kabupaten Pasuruan, sembilan orang. Dan Kabupaten Bojonegoro, lima orang.

Selanjutnya, masing-masing tiga orang berasal dari Kabupaten Malang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto. Kemudian, masing-masing dua orang berasal dari Kabupaten Jombang, Kabupaten Pamekasan, Kota Mojokerto, Kabupaten Blitar.

Berikutnya, masing-masing satu orang berasal dari Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kota Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Sedangkan, pasien yang terkonfirmasi negatif atau sembuh bertambah 241 orang sehingga total keseluruhan di Jatim mencapai 3.236 orang atau setara 31,47 persen.

Mereka masing-masing satu orang berasal dari Kota Batu, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Pacitan.

Kemudian, masing-masing dua orang berasal dari Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Blitar.

Berikutnya, masing-masing tiga berasal dari Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Bangkalan. Kabupaten Sidoarjo, 11 orang. Kabupaten Tulungagung, 39 orang. Dan Kota Surabaya, 168 orang.

Sementara itu, pasien yang meninggal dunia bertambah 14 orang sehingga total secara keseluruhan di Jatim mencapai angka 767 orang atau setara 7,46 persen.

Mereka masing-masing satu orang berasal dari Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kota Malang. Lalu, masing-masing dua orang dari Kabupaten Gresik dan Kabupaten Blitar serta tujuh orang dari Kota Surabaya.