Sukses

Ragam Usul Doni Monardo Tangani Penyebaran COVID-19 di Jatim

Berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Pusat, angka penambahan kasus corona atau COVID-19 di Jatim semakin tinggi menyusul DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim atas kinerjanya dengan capaian pemeriksaan hingga 2.000 spesimen per hari.

Dengan banyaknya pemeriksaan di Jawa Timur menjadi salah satu faktor tingginya peningkatan kasus COVID-19 di wilayah Jatim dengan variasi rata-rata hingga 300 kasus per hari.

"Perlu diapresiasi karena telah melampaui 2.000 spesimen per hari, oleh karena itu wajar kalau setiap harinya bisa mendapatkan variasi hingga rata-rata 200-300 per hari," kata Doni saat menyampaikan sambutan pada Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 dengan Forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu, 24 Juni 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh masalah yang menjadi pemicu tingginya angka kematian karena Corona COVID-19 di wilayah setempat.

"Perlu dilakukan kajian yang menjadi penyebab utamanya," ujar Doni Monardo

Dia menuturkan, kajian dan pemetaan penyebab tingginya kasus kematian pasien COVID-19 di Jatim akan menjadi dasar awal, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan setiap wilayah.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Pusat, angka penambahan kasus corona atau COVID-19 di Jatim semakin tinggi menyusul DKI Jakarta. Bahkan, kasus kematian pasien COVID-19 di Jatim tertinggi se-Tanah Air.

Dari data per Rabu pukul 12.00 WIB, jumlah kematian yang disebabkan infeksi COVID-19 di Jatim mencapai 750 kasus, sedangkan DKI Jakarta 602 kasus.

 

Saksikan Video Menarik Berikut

2 dari 5 halaman

Cegah COVID-19 Bagian dari Ibadah

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengusulkan kepada Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa untuk kampanye dan sosialisasi pencegahan COVID-19 adalah bagian dari ibadah. 

"Mungkin pendekatan ini akan sangat bagus. Intinya adalah kalau kita bisa melindungi diri kita sendiri, berarti kita bisa melindungi orang lain," ujar dia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu, 24 Juni 2020.

"Dalam arti tidak ada lagi yang terpapar, sakit bahkan yang meninggal dunia, maka kita akan menjadi bagian dari pahlawan kemanusiaan," ucap Doni. 

Doni mengatakan, imbauan-imbauan seperti ini yang harus digalakkan supaya bisa mengurangi sikap berani atau menyepelekan bahaya COVID-19. 

"Sikap berani menghadapi penyakit adalah sesuatu yang kurang bagus, dapat mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan lingkungannya," ujarnya. 

 

 

3 dari 5 halaman

Pendekatan Taraf Keluarga

Ia juga mengatakan, perkembangan COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) yang semakin meningkat dilihat dari kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian perlu dilakukan kajian apa yang menjadi penyebab utamanya.  

"Tadi Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sudah menjelaskan bahwa sebagian klaster baru ini dari jenazah. Ini harus segera ada langkah untuk memutus mata rantai COVID-19 berikutnya," tutur dia.

"Sehingga perlu dilakukan upaya maksimal, setiap ada pasien yang relatif risikonya sudah tinggi maka perlu pendekatan kepada keluarga untuk disampaikan. Sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah yang dampaknya akan timbul kasus baru," Doni menambahkan.

Doni menyampaikan, kalau di antara keluarga pengambil jenazah COVID-19 itu ada yang komorbid atau penyakit penyerta, tentu itu sangat berbahaya. 

 

4 dari 5 halaman

Pendekatan Tokoh Masyarakat dan Agama untuk Pemulasaraan Jenazah

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo meminta Gubernur Jatim mengendalikan betul potensi penularan. Terutama pengambilalihan secara paksa pasien atau jenasah yang diduga covid-19 akan membahayakan keselamatan masyarakat luas.

"Harus ada langkah khusus untuk menangani persoalan ini. Ibu Gubernur bisa meminta tokoh masyarakat dan juga tokoh agama untuk bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan ada pengambilalihan pasien atau jenasah yang diduga covid-19. Itu sangat membahayakan dan berpotensi menimbulkan penyebaran," kata Doni.

Ia juga meminta agar tempat isolasi mandiri didirikan di tingkat rukun warga atau rukun tetangga. Rumah sakit tidak akan mampu untuk bisa menangani seluruh warga untuk dirawat di sana.

Menkes Terawan Agus Putranto membenarkan, rumah sakit seyogianya hanya untuk mereka yang kondisinya berat atau kritis saja. Untuk mereka yang gejalanya ringan dirawat di rumah atau di tempat penampungan lain selain rumah sakit.

"Kunci untuk bisa mencegah penyebaran covid-19 hanya bisa dilakukan menjalankan disiplin, disiplin, dan disiplin. Tidak ada yang lain. Sementara untuk menekan angka kematian, tidak bisa semua orang minta dirawat di RS, karena itu akan membuat petugas medis justru tidak mungkin menjalankan tugasnya dengan baik,” ujar Terawan.

 

5 dari 5 halaman

Pendekatan Keluarga

Selain itu, Doni Monardo meminta Pemprov Jatim segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 melalui beberapa pendekatan masyarakat, salah satunya dimulai dari peran anggota keluarga.

Ini menyusul paparan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenai munculnya klaster baru penularan corona di wilayah setempat, yakni klaster jenazah.

Doni Minardo yang juga Kepala BNPB itu berharap agar peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah positif COVID-19 terus dilakukan sehingga tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

"Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru," ujar dia.