Sukses

Gas dan Rem antara Sektor Ekonomi hingga Kesehatan Ala Risma

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengaku menerapkan gas dan rem untuk sektor kesehatan dan ekonomi.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengaku menerapkan pola seimbang antara faktor ekonomi dan kesehatan untuk menuju masa transisi new normal. Hal ini mirip seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis 25 Juni 2020.

Gas dan rem ala Risma untuk sektor kesehatan yaitu melakukan tracing dan pemeriksaan satu keluarga di Gubeng, dan melakukan tes cepat massal di dua kecamatan, Tambaksari dan Gubeng Kertajaya, yang menjadi wilayah paling banyak terpapar COVID-19.

Sedangkan di faktor ekonomi yaitu menyiapkan pengetatan protokol kesehatan sesuai standar WHO di sejumlah sektor diantaranya hotel, toko perlengkapan motor dan mobil serta bengkel.

"Kami sudah melakukan pengetatan protokol kesehatan sesuai standar WHO di hotel-hotel dan bahkan di Jalan Kedungdoro, toko dan bengkel, kami periksa semuanya," ujar Risma usai menghadiri rapat pengarahan percepatan penanganan COVID-19 bersama Menkopolhukam, Mendagri dan Gubernur Jatim di hotel di Surabaya, Jumat (26/6/2020). 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, COVID-19 ini tidak hanya mengakibatkan krisis kesehatan tapi juga krisis ekonomi.

Jokowi meminta para gubernur, bupati dan wali kota, agar dalam mengelola manajemen krisis betul-betul menyeimbangkan antara gas dan rem.

"Tidak bisa kita gas di urusan ekonomi, tetapi kesehatannya menjadi terabaikan. Tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan, tetapi ekonominya menjadi sangat terganggu," tutur Jokowi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis, 25 Juni 2020.

"Gas dan rem inilah yang selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota ini harus pas betul. Ada balance, ada keseimbangan, sehingga semuanya dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Inilah sulitnya saat ini," ujar Jokowi. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Update Corona COVID-19 pada 25 Juni 2020 di Jatim: Pasien Positif Tembus 10.532 Orang

Sebelumnya, kasus persebaran Corona COVID-19 masih terus merangkak naik di Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan peta sebaran Dinas Kominfo Jatim, pada hari ini ada penambahan 333 pasien positif Corona COVID-19 baru, sehingga total keseluruhan mencapai 10.532 orang, Kamis (25/6/2020). 

Penambahan pasien positif Corona COVID-19 terbanyak terjadi di Surabaya dengan 195 kasus. Disusul Sidoarjo 47 kasus, Gresik 26 kasus, Kabupaten Mojokerto 10 kasus, Kabupaten Malang 6 kasus, Pamekasan dan Nganjuk yang masing-masing bertambah 5 kasus.

Kemudian di Bangkalan dan Sampang bertambah masing-masing empat kasus. Serta, di Sumenep, Jombang, Kota Malang dan Bojonegoro bertambah tiga kasus. Selanjutnya di Kabupaten Pasuruan Lamongan, Tulungagung, Kabupaten Probolinggo dan Trenggalek tambah dua kasus.

Adapun daerah yang bertambah satu kasus yaitu, Kabupaten Blitar, Ponorogo, Kota Mojokerto, Batu, Lumajang dan Kabupaten Kediri. Sementara kota/kabupaten lainnya terpantau tidak ada penambahan kasus positif COVID-19.

Sementara itu, pasien dinyatakan sembuh dari Corona COVID-19 sebanyak 193 orang sehingga total 3.429 orang. Di satu sisi, 32 pasien meninggal sehingga total menjadi 799 orang.

Meski jumlah total positif COVID-19 di Jatim mencapai 10.532 kasus, tapi yang aktif atau masih menjalani perawatan tersisa 6.151 kasus. Sebanyak 2.462 isolasi mandiri atau dirawat di rumah, 851 dirawat di gedung khusus dan 2.838 dirawat di rumah sakit.

Selain itu, kasus PDP di Jatim juga masih bertambah terus. Total PDP kini mencapai 9.966 kasus. Rinciannya 4.304 dalam pengawasan, 4.462 selesai diawasi dan 1.200 meninggal dunia. Kemudian ODP totalnya 27.902 kasus. Dengan rincian 4.052 dipantau, 23.669 selesai dipantau dan 181 meninggal dunia.