Sukses

Peserta UTBK Dapat Tes Cepat Gratis di Puskesmas Surabaya, Ini Syaratnya

Pemkot Surabaya mewajibkan peserta UTBK dalam SBMPTN harus melampirkan syarat hasil rapid test nonreaktif dan negatif swab test.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan skema tes cepat atau rapid test gratis di puskesmas untuk meringankan beban biaya bagi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020.

Layanan rapid test gratis ini terutama bagi warga Surabaya pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Sebelumnya, Pemkot Surabaya mewajibkan peserta UTBK dalam SBMPTN harus melampirkan syarat hasil rapid test nonreaktif dan negatif swab test. 

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, ada dua alternatif yang disiapkan untuk teknis pelaksanaan rapid test gratis bagi peserta UTBK SBMPTN 2020.

Pertama, rapid test bisa dilaksanakan di 63 Puskesmas yang tersebar di Surabaya. Kedua, di lokasi perguruan tinggi negeri (PTN) tempat berlangsungnya UTBK.

"Jadi ada dua alternatif, yang pertama adalah di Puskesmas. Kedua di lokasi universitas UTBK dan mungkin kita bahas jadwalnya, terkait jadwal (rapid test) di universitas. Karena yang di Puskesmas sudah dimulai hari ini (Jumat, 3 Juli 2020) pukul 14.00 WIB," kata Irvan, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Sabtu, (4/7/2020).

Irvan mengatakan, syarat untuk mengikuti rapid test gratis, yakni peserta masuk dalam kategori MBR harus menunjukkan kartu UTBK bersama dengan identitas diri atau KTP Surabaya.

Jika peserta merupakan pemegang KIPK tahun ajaran 2018 – 2020, juga wajib menunjukkan kartu itu kepada petugas di Puskesmas.

"Ketika para calon mahasiswa ini yang hasil rapid test reaktif, maka tidak diperkenankan mengikuti UTBK dan akan dijadwalkan ulang untuk mengikuti ujian. Kalau itu warga Surabaya kita sudah punya standar prosedur, maka kita tempatkan ke hotel dulu untuk isolasi mandiri," tutur dia.

Mengutip instagram Dinas Kesehatan Surabaya@sehatsurabayaku, rapid test digelar pada Sabtu-Rabu, 4-8 Juli 2020, pukul 09.00-12.00 WIB. Pelaksanaan rapid test dilakukan di seluruh puskesmas se-Surabaya.

Syaratnya antara lain foto kopi KTP Surabaya, foto kopi kartu peserta UTBK, foko kopi KIPK, masuk data masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Adapun cara mengecek data MBR antara lain masuk ke alamat https://epemutakhirandata.surabaya.go.id/mbr#, dan masukkan NIK peserta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Unair Siapkan 6 Lokasi Tes UTBK

Dalam rapat koordinasi yang berlangsung pada Jumat, 3 Juli 2020 di ruang rapat Sekretaris Daerah Kota Surabaya itu juga menghadirkan tiga perwakilan dari PTN Surabaya yang ditunjuk sebagai lokasi pelaksanaan UTBK SBMPTN 2020. Salah satunya adalah Ketua Panitia Pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair) Prof Junaidi Khotib.

Prof Junaidi menuturkan, secara umum warga Kota Surabaya yang mengikuti UTBK di Surabaya, baik Unair, ITS maupun Unesa (Universitas Negeri Surabaya), berjumlah sekitar 38 persen.

Sedangkan peserta dari Surabaya Raya yang meliputi, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik sekitar 68 persen. Sementara itu, 22 persen merupakan peserta dari luar Surabaya Raya di Jawa Timur.

"Sementara 8 persen (peserta) tersebar di 34 Provinsi. Tetapi dari provinsi yang tidak diberikan mobilitas ke Surabaya, mereka kita izinkan untuk berpindah pada pusat-pusat UTBK setempat di mana mereka tinggal," kata Prof Junaidi.

Ia mengungkapkan, pelaksanaan UTBK SBMPTN ini berlangsung serentak di 74 lokasi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Sedangkan di Surabaya sendiri, berlangsung di tiga PTN, yakni Unair, ITS dan UPN. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan tempat lain untuk menghindari terjadinya pengumpulan massa.

"Misalnya Unair selain di tiga kampus, A B dan C itu kami menggunakan universitas Muhammadiyah Surabaya, Untag dan Stiesia. Tujuannya agar tidak terjadi pengumpulan massa, ini diatur karena proses pelaksanaan UTBK sudah dijalankan dengan protokol ketat ini tidak menimbulkan klaster baru," kata dia.

Wakil Rektor IV Unair Surabaya ini menambahkan, bagi peserta yang hasil rapid testnya dinyatakan reaktif, maka selanjutnya dilakukan rescheduling atau ulang jadwal ujian. Kemudian, peserta dirujuk ke pusat layanan kesehatan. Di sana ada Satgas Covid-19 yang akan melakukan handling.

"Kalau di Surabaya ada hotel yang nanti didampingi sama Dinas Kesehatan. Kalau di luar daerah kita akan sampaikan ke Satgas Covid-19 setempat. Kita di Universitas akan komunikasi dengan tempat asalnya. Dengan demikian seseorang itu akan segera mendapatkan tindakan lebih lanjut," pungkasnya.