Sukses

Cerita Peserta UTBK Difabel Ikuti Tes di Unair Surabaya

Rizal Kurniawan Hidayat, salah seorang disabilitas tuna netra menempuh perjalanannya seorang diri dari Malang untuk mengikuti UTBK di Universitas Airlangga.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dilaksanakan serentak pada 5 Juli 2020. Di antara ribuan peserta yang mengikuti UTBK, terdapat lima peserta disabilitas (tunanetra) yang mengikuti ujian pada Selasa, 7 Juli 2020 di ruang PPMB, Kampus C, Universitas Airlangga (Unair).

Rizal Kurniawan Hidayat, salah seorang disabilitas tuna netra menempuh perjalanannya seorang diri dari Malang untuk mengikuti UTBK di Universitas Airlangga.

Dalam keterbatasan fisik yang dimiliki Rizal tak lantas menyurutkan semangatnya untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia telah menyiapkan dirinya dalam mengikuti UTBK sejak Maret 2020 dengan menanyakan kepada teman-temannya tips mengerjakan soal-soal UTBK yang baik dan benar.  

"Saya belajar dan berlatih UTBK mulai dari Maret. Bimbingan dan sharing dengan teman-teman saya yang sudah lulus atau yang masih menempuh kuliah. Akhirnya saya lancar-lancar saja dan tidak mengalami kesulitan dalam menghadapai UTBK ditengah pandemi," ujar dia seperti dikutip dari laman Unair.ac.id, ditulis Rabu (8/7/2020).

Sebagai pengajar privat, dirinya mengaku optimistis dalam mengerjakan UTBK kali ini. Ia yakin keberhasilan dan kesuksesan akan diraih di masa depan.

"Saya sangat optimistis dalam mengerjakan UTBK ini. Kita harus optimis dan tidak usah bingung dan gugup. Kita harus yakin bahwa kita akan meraih keberhasilan di masa depan dan kesuksesan itu akan kita capai," tutur dia.

Dalam menyiapkan UTBK ramah difabel, UNAIR juga telah menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan mulai dari lokasi, alat khusus dan pemrograman. Hal itu disampaikan oleh Direktur Pendidikan UNAIR dan juga panitia UTBK, Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Persiapan UTBK Khusus Difabel

Ia menyebutkan, persiapan UTBK khusus difabel itu tidak terlalu rumit. Yaitu menyiapkan lokasi, komputer dan program ramah difabel yang dikirim oleh panitia LTMPT.

"Alat khusus di antaranya headset yang terhubung langsung dengan soal-soal yang dibuat khusus penyandang tunanetra. Headset ini digunakan untuk membaca tulisan soal yang ada di komputer,” ujar dia.

Ia menuturkan, sedangkan keyboard digunakan untuk menginput jawaban peserta dan mereka sudah terbiasa dengan menggunakan keyboard.

"Selain aplikasi ujian, suaranya juga didesain ramah bagi orang Indonesia. Jadi suaranya itu suara orang Indonesia yang ramah difabel layaknya scan reader," kata dia.