Sukses

Penjelasan Sarung Tangan Berpotensi Picu Penyebaran COVID-19

Apabila kulit tangan terpapar COVID-19, suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit akan membuat virus maupun bakteri cepat mati.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, Sp.B, M.Kes mengingatkan masyarakat tidak sembarangan menggunakan sarung tangan dengan maksud mencegah COVID-19. Lantaran faktanya penggunaan karet/plastik pelindung telapak tangan itu justru bisa memicu penularan COVID-19.

"Jangan pakai sarung tangan. Jangan dikira menggunakan sarung tangan itu aman, sebab (bahan) karet yang menutup kulit tangan kita itu justru memicu kelembaban dan virus corona menjadi lebih lama bertahan," kata dr. Supriyanto dikonfirmasi usai apel tiga pilar pembentukan Timsus Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, 15 Juli 2020.

Ia menuturkan, kondisi berbeda apabila tangan dibiarkan terbuka tanpa sarung tangan, sebab apabila kulit tangan terpapar virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19, suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit akan membuat virus maupun bakteri cepat mati, dilansir dari Antara.

"Yang jauh lebih penting itu adalah kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir ataupun memakai hand sanitizer (cairan pembersih tangan beralkohol)," ujar dia.

Menurut Pri, panggilan akrab dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes, pemakaian sarung tangan hanya direkomendasikan untuk petugas medis/paramedis atau kegiatan nonmedis tetapi berkaitan sterilitas benda atau media yang bakal tersentuh dan dipegang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Cara Pemakaian yang Benar

Itupun protokol tata cara pemakaian maupun saat melepas dari tangan harus diperhatikan dengan seksama. Tidak boleh keliru dan dilanjutkan dengan membersihkan telapak tangan menggunakan cairan pembersih beralkohol.

"Jika digunakan sembarangan, apalagi oleh warga tanpa tahu prosedur yang benar, bisa jadi bumerang. Membahayakan diri sendiri dan orang lain tentunya," katanya.

Dalam apel tiga pilar itu dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes menerima penghargaan atas prestasinya dalam upaya bersama percepatan penanganan COVID-19 di Tulungagung.

Saat ini, dari total 240 kasus COVID-19 di Tulungagung, sebanyak 235 penderita (98 persen) dinyatakan sembuh, meninggal tiga orang (1,03 persen), dan rasio kesakitan sama sekitar 1,03 persen (satu dirawat, dan satu diisolasi).

Tingginya angka kesembuhan ini menurut dr. Supriyanto tak lepas dari kolaborasi di semua lini dalam penanganan wabah, dengan tim tenaga kuratif yang mumpuni dan kredibel dalam menangani pasien kegawatdaruratan COVID-19.