Sukses

Top 3 Surabaya: Sarung Tangan Berpotensi Picu Penyebaran COVID-19

Berikut sejumlah artikel terpopuler di Surabaya yang dirangkum pada Jumat, 17 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, Sp.B, M.Kes mengingatkan masyarakat tidak sembarangan menggunakan sarung tangan dengan maksud mencegah COVID-19. Lantaran faktanya penggunaan karet/plastik pelindung telapak tangan itu justru bisa memicu penularan COVID-19.

"Jangan pakai sarung tangan. Jangan dikira menggunakan sarung tangan itu aman, sebab (bahan) karet yang menutup kulit tangan kita itu justru memicu kelembaban dan virus corona menjadi lebih lama bertahan," kata dr. Supriyanto dikonfirmasi usai apel tiga pilar pembentukan Timsus Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, 15 Juli 2020.

Ia menuturkan, kondisi berbeda apabila tangan dibiarkan terbuka tanpa sarung tangan, sebab apabila kulit tangan terpapar virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19, suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit akan membuat virus maupun bakteri cepat mati, dilansir dari Antara.

Artikel penjelasan sarung tangan berpotensi picu penyebaran COVID-19 menyita perhatian pembaca di Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Surabaya? Berikut sejumlah artikel terpopuler di Surabaya yang dirangkum pada Jumat, (17/7/2020):

1.Penjelasan Sarung Tangan Berpotensi Picu Penyebaran COVID-19

Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, Sp.B, M.Kes mengingatkan masyarakat tidak sembarangan menggunakan sarung tangan dengan maksud mencegah COVID-19. Lantaran faktanya penggunaan karet/plastik pelindung telapak tangan itu justru bisa memicu penularan COVID-19.

"Jangan pakai sarung tangan. Jangan dikira menggunakan sarung tangan itu aman, sebab (bahan) karet yang menutup kulit tangan kita itu justru memicu kelembaban dan virus corona menjadi lebih lama bertahan," kata dr. Supriyanto dikonfirmasi usai apel tiga pilar pembentukan Timsus Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, 15 Juli 2020.

Ia menuturkan, kondisi berbeda apabila tangan dibiarkan terbuka tanpa sarung tangan, sebab apabila kulit tangan terpapar virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19, suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit akan membuat virus maupun bakteri cepat mati, dilansir dari Antara.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Update Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 15 Juli 2020

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) lewat laman resmi untuk mengantisipasi penyebaran pandemi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19, yaitu infocovid19.jatimprov.go.id, menyebutkan perkembangan situasi pandemi COVID-19 di sejumlah wilayah di Jatim.

Pada Rabu, 15 Juli 2020, terdapat 31.384 orang dalam pemantauan (ODP), 13.007 pasien dalam pengawasan (PDP), 17.370 dinyatakan positif COVID-19, dan yang sembuh 7.923 orang. Sementara itu, total pasien meninggal dunia 1.315 orang.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Angka Kemiskinan Naik di Jawa Timur karena COVID-19

Angka kemiskinan meningkat di Jawa Timur pada periode September 2019-Maret 2020. Kenaikan angka kemiskinan salah satunya dipicu pandemi COVID-19 yang terjadi dalam kurun beberapa bulan terakhir.

"Selama periode September 2019-Maret 2020, persentase penduduk miskin Jawa Timur mengalami kenaikan sebesar 0,89 poin persen, yaitu dari 10,20 persen pada September 2019 menjadi 11,09 persen pada Maret 2020," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Dadang Hardiwan Dadang melalui konferensi pers secara daring di Surabaya, Rabu, 15 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, pada Maret 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai sekitar 4,41 juta jiwa, bertambah sebesar 363,1 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang tercatat 4,05 juta jiwa.

Berita selengkapnya baca di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini