Sukses

Siswa SMA/SMK Situbondo dan Bondowoso Pilih Pindah ke Pesantren

Dinas Pendidikan Situbondo membawahi Bondowoso meminta pihak saling memahami kebijakan belajar di rumah bukan kebijakan sekolah, melainkan sudah menjadi kebijakan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Libur sekolah akibat pandemic COVID-19 terlalu lama dan pembelajaran di rumah secara dalam jaringan (daring) yang dianggap wali murid kurang efektif mendorong banyak siswa pindah ke pesantren. Hal itu laporan yang didapatkan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Situbondo

"Pendidikan di pesantren sudah masuk, jadi banyak siswa yang sudah mendaftar di SMA maupun SMK justru dipindah (ke pesantren). Ini saya baru terima laporan ada empat orang lagi siswa di Bondowoso juga dipindah ke pesantren," ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Situbondo membawahi Bondowoso Sugiyono Eksantoso kepada wartawan di Situbondo, Jumat, 17 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Pihaknya juga menerima banyak keluhan dari kepala sekolah SMA maupun SMK mengenai terlalu lamanya siswa harus belajar di rumah secara dalam jaringan (daring) yang dianggap wali murid kurang efektif.

Kondisi itu yang menyebabkan banyak orangtua memilih memindahkan anaknya ke pesantren dan bisa jadi juga para wali murid kesulitan mengawasi terhadap anak mereka di rumah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

PPDB Belum Penuhi Pagu

Ia meminta semua pihak saling memahami kebijakan belajar di rumah bukan kebijakan sekolah, melainkan sudah menjadi kebijakan nasional.

"Kami memang dilematis, seperti sekarang masa orientasi siswa atau MOS, tapi siswa tak boleh datang ke sekolah. Akhirnya kami menyiasati dengan cara datang bergantian, tapi tidak efektif," ujar dia.

Sugiyono menambahkan hingga saat ini penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK negeri di Situbondo dan Bondowoso belum memenuhi pagu.