Liputan6.com, Surabaya - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 yang jatuh pada 23 Juli  membawa kesan dan harapan tersendiri bagi Assyifah Novita Andini atau Andin (7).
Putri pertama pasangan Iwan dan Anis ini mengaku, kangen dengan suasana belajar di sekolah. "Kangen, kangen bertemu teman-teman," ujar Andin yang kini duduk di bangku kelas satu SDN Bringkang Menganti Gresik.
Saat ditanya mengenai sistem belajar di rumah, Andin menuturkan, belajar daring sangat sulit diterapkan di rumah. "Sulit karena sering dimarahi dan PR nya juga banyak sekali," ucap Andin.
Advertisement
Baca Juga
Andin juga berharap pada Hari Anak Nasional 2020, dirinya bisa segera masuk sekolah dan bertemu dengan teman-teman barunya. "Bisa kenalan dengan teman-teman baru dan belajar bersama," ucap Andin.
Hal yang mampir senada juga disampaikan Azam (9) siswa kelas tiga di sekolah yang sama dengan Andin. Putra pertama pasangan Lucky dan Aya ini mengaku pada HAN 2020 ini dirinya mengaku merasa kangen dengan suasana belajar di sekolah.
"Bosan kelamaan di rumah jadi kangen teman-teman di sekolah," ujar Azam.
Azam juga mengaku kesulitan mengikuti sistem sekolah daring atau belajar di rumah. "PR nya terlalu banyak," ucapnya.
Azam berharap pada Hari Anak Nasional 2020, dirinya bisa segera masuk sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. "Kangen belajar bersama teman-teman di sekolah," ujar Azam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pesan Gubernur Khofifah saat Hari Anak Nasional 2020
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong anak-anak Jatim tetap optimistis dan semangat dalam meraih cita-cita sekalipun Indonesia masih dalam situasi pandemi COVID-19.
Dalam Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli, Khofifah berpesan agar anak-anak di Jatim tetap melakukan berbagai kegiatan positif dan produktif namun dengan tetap menerapkan protokol pencegahan COVID-19 yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, serta rajin cuci tangan.
"Tetap semangat, tetap sehat. Jangan putus asa, jaga terus semangat meraih cita-cita setinggi langit. InsyaAllah situasi ini bisa segera berakhir," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis, 23 Juli 2020.
Menurut Khofifah, anak-anak rentan mengalami stress selama pandemi COVID-19 setelah mereka terpaksa membatasi kegiatannya untuk belajar, bermain, dan beribadah dari rumah.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua. Awalnya mungkin gembira karena bisa dirumah, tapi lambat laun pasti bosan juga karena mereka tidak bisa bermain dan belajar dengan teman-teman sebayanya," imbuhnya.Â
Maka dari itu, lanjut Khofifah, peran orangtua sangatlah besar dalam membantu anak-anak menyiasati kondisi ini. Jangan sampai orangtua lepas tangan dan acuh.Â
"Di masa pandemi ini butuh kerjasama dan kolaborasi antara guru, orangtua, dan juga siswa. Dengan begitu semangat belajar anak-anak tetap dapat terjaga," tuturnya.Â
Khofifah mengungkapkan, peringatan Hari Anak Nasional 2020 selayaknya menjadi momentum bersama untuk memberi perlindungan ekstra kepada anak-anak di masa pandemi COVID-19 ini.Â
Tidak hanya dari situasi belajar-mengajar yang dinilai membosankan dan menguras energi, namun juga dari kemungkinan anak-anak mendapatkan kekerasan dan eksploitasi dari orang dewasa.Â
"Jujur diakui jika situasi ini juga membuat banyak orang dewasa atau orang tua stres, dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual," terangnya.Â
Untuk mencegah ini terjadi, tambah Khofifah, maka masyarakat perlu lebih aktif sebagai pelopor dan pelapor kasus kekerasan anak agar setiap anak dapat terlindungi.
Â
Advertisement