Sukses

Jelang Idul Adha, Pemkot Surabaya Pastikan Harga Sembako Stabil di Pasar

Operasi pasar di Surabaya, Jawa Timur bakal digelar di sekitar wilayah pasar yang mengalami kenaikan harga.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perdagangan (Disdag) terus memantau harga bahan kebutuhan pokok di pasar. Berdasarkan hasil pantauan tersebut, harga bahan pokok relatif masih stabil.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati. Menurut dia, saat turun bersama jajarannya untuk sidak langsung ke beberapa pasar, harga kebutuhan pokok masih terpantau stabil dan tidak melebihi Harga Acuan Penjualan di Konsumen (HAPK).

"Seperti harga telur relatif masih aman. Karena harga dari Rp 24 ribu menjadi Rp 24.800. Artinya kenaikannya sangat sedikit sekali dan terus dalam pantauan kami," kata Wiwiek, Kamis, 23 Juli 2020, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id.

Apabila telur mengalami sedikit kenaikan, hal ini berbeda dengan bawang merah kualitas lokal yang harganya justru turun.

Berdasarkan pemantauan pada 15 Juli 2020, Wiwiek menyebut, harga bawang merah kualitas lokal rata-rata Rp 28.714 ribu per kilogram. Kemudian pada 20 Juli 2020 turun menjadi Rp 26.143 ribu per kilogram, bahkan keesokan harinya harga turun menjadi Rp 25.286 per kilogram.

"Terbaru hari ini (Kamis, 23 Juli 2020)  rata-rata harga bawang merah kualitas lokal, Rp 24.429 ribu per kilogram," papar Wiwiek di Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Bahan Pokok Lain

Sedangkan bahan pokok lain seperti minyak goreng curah, terhitung sejak 20 – 23 Juli 2020 tidak meningkat. Harga rata-rata minyak curah Rp 11.357 ribu per liter.

 Meskipun begitu, Wiwiek menyatakan, pada pekan lalu harga minyak goreng curah berkisar rata-rata Rp 11.071 ribu per liter. "Jadi memang harga masih terbilang stabil,” ujar dia.

Di samping itu, Wiwiek memastikan akan mengendalikan harga bahan pokok dengan gencar melalui sidak di pasar-pasar tradisional. Seperti yang sudah berjalan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambahrejo, Pasar Pucang, Pasar Pabean, Pasar Genteng dan Pasar Kembang.

"Biasanya kami sidak ke pasar yang besar-besar dahulu. Setelah itu baru kami menyisir ke pasar yang menjadi acuan. Misalnya, Pasar Balongsari, Pasar Tembok," papar dia.

Setelah sidak, jika ditemukan pergerakan harga maka Disdag bersama dengan petugas gabungan akan langsung menuju aktivitas operasi pasar. Bahkan, Wiwiek mengungkapkan, operasi pasar bakal digelar di sekitar wilayah pasar yang mengalami kenaikan harga.

"Jadi misalnya Pasar Genteng. Kami lakukan operasi pasar sampai dengan tingkat kelurahan sekitar wilayah itu. Untuk komoditasnya kita sediakan yang mengalami kenaikan harga dahulu yang kita suplai," pungkasnya.