Sukses

Dosen Unair: Orangtua Jadi Contoh bagi Anak untuk Terapkan Protokol Kesehatan

Dosen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental UNAIR Margaretha menuturkan, orangtua menjadi contoh bagi anak-anaknya untuk mengajarkan protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi COVID-19, Dosen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha mengatakan, orangtua juga harus mengajarkan anak mengenai protokol kesehatan.

Ia menuturkan, orangtua menjadi contoh bagi anak-anaknya untuk mengenalkan dan mengajarkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan tersebut antara lain memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

"Pandemi jangka panjang. Kita perlu mengajar kepada anak mengenai memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, (25/7/2020).

Margaretha mencontohkan ketika orangtua keluar rumah, dapat menjadi model untuk anak. Jadi orangtua bersiap dengan memakai masker, memakai jaket untuk melindungi sehingga anak pun dapat belajar mengenai protokol kesehatan.

"Melakukan protokol kesehatan itu saat bersama dengan anak. Misalkan ketika mencuci tangan, jadi bisa diajarkan. Memakai masker dengan benar bagaimana. Memberikan informasi mengenai jaga jarak. Jadi orangtua melakukan bersama dengan anak,” ujar dia.

Margaretha pun mengingatkan agar orangtua mengenalkan dan mengajarkan protokol kesehatan tersebut dengan tidak cemas. Ia mengimbau agar mengajarkan protokol kesehatan itu secara alami, wajar dan netral kepada anak sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan.

“Mengajarkan anak dengan alami seperti memakai masker. Tidak cemas dan khawatir. Dampak psikis jika diajarkan dengan kecemasan, nanti ada fobia. Namun, ajarkan secara alamiah,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Anak Harus Tetap Melakukan Kegiatan Fisik

Selain itu, di tengah pandemi anjuran untuk tetap di rumah juga membuat orangtua perlu menciptakan aktivitas fisik untuk anak. Menurut Margeretha, aktivitas fisik itu perlu dilakukan agar seimbang antara kegiatan fisik dan di depan layar komputer dan handphone. Hal ini mengingat saat berada di rumah sang anak akan cenderung santai dengan gawainya.

“Ajak anak untuk beraktivitas di rumah seperti olahraga, mengerjakan tugas di rumah seperti membantu cuci piring, merapihkan rumah, memasak, verkebun, bermain fisik seperti permainan-permainan yang membutuhkan aktivitas fisik,” ujar dia.

Meski demikian, Margaretha menuturkan anak juga perlu untuk melakukan kegiatan di luar rumah seperti bersepeda. Namun, hal itu juga harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.