Sukses

Warkop hingga Kantor Polisi di Jatim Sediakan Internet Gratis demi Bantu Siswa Belajar

Pemilik warung kopi hingga kantor polisi di Jawa Timur sediakan internet gratis bantu siswa belajar daring.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring pandemi COVID-19 yang terjadi berdampak terhadap kegiatan pembelajaran. Saat ini metode pembelajaran dilakukan dengan online atau dalam jaringan (daring). Hal ini terutama di daerah yang berdasarkan kondisi penyebaran COVID-19 belum masuk kategori zona hijau.

Berbagai upaya dilakukan dalam kegiatan pembelajaran daring mulai dari penyediaan kuota internet, gawai hingga laptop. Akan tetapi, ada juga sejumlah daerah yang memiliki kendala akses internet.

Salah satunya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sekitar 300 dari total 600 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menerapkan kebijakan pembelajaran home visite (kunjungan rumah) untuk memberikan materi pelajaran langsung.

Salah satu sekolah yang menerapkan metode kegiatan belajar mengajar secara home visite atau luar jaringan (luring) itu adalah SDN Mangunsari, Kota Tulungagung.

Guru kelas mendatangi kelompok-kelompok siswa yang telah dibentuk untuk diberi pengajaran langsung di rumah, tetapi tetap dengan menggunakan protokol kesehatan secara ketat.

"Kegiatan pembelajaran secara kunjungan rumah ini kami lakukan karena sampai saat ini pembelajaran di sekolah belum diperbolehkan karena pandemi COVID-19," kata guru kelas 6 SDN Mangunsari, Kota Tulungagung Tenri Sufhianto, seperti dikutip dari Antara, ditulis Rabu, (29/7/2020).

Tak hanya kendala internet, siswa yang tidak punya gawai juga menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.  Demikian juga biaya kuota internet. Melihat kondisi tersebut, ada sejumlah pihak berupaya membantu siswa kesulitan belajar daring.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Warkop Pitulikur Sediakan Wifi Gratis untuk Sekolah Online

Salah satunya dilakukan oleh pemilik warung  kopi (warkop) Pitulikur di Surabaya, Jawa Timur yaitu Husin Gosali alias Cak Cong. 

Warkop Pitulikur sempat menjadi sorotan warganet lantaran menginspirasi untuk menolong siswa yang sulit belajar secara online atau dalam jaringan (daring).

Cak Cong merelakan tempat usahanya dijadikan sebagai tempat belajar oleh siswa yang kesulitan mengakses internet di rumah.

"Ini baru pertama kalinya siswa SD dan SMP belajar di sini saat mengikuti pembelajaran melalui daring" ujar Cak Cong, Rabu, 22 Juli 2020.

Cak Cong juga mengaku berlapang dada memfasilitasi siswa-siswa yang kesulitan mengakses internet, baik secara fasilitas teknis maupun secara ekonomi untuk belajar bersama di warkopnya di pagi hingga siang hari.

"Saya berharap anak-anak yang di sini diharapkan sudah makan dari rumah biar di sini mereka tidak jajan" ujar dia di Surabaya.

3 dari 3 halaman

Pemilik Warung Makan hingga Kantor Polisi Sediakan Internet Gratis

Mengutip Antara, seorang pemilik warung makan di Desa Mlati, Kediri Jawa Timur pun menyediakan internet gratis bagi pelajar untuk menunjang pembelajaran jarak jauh saat pandemi COVID-19. Bahkan pelajar tidak perlu memesan makanan dan minuman. Hal tersebut untuk meringankan beban orangtua membeli paket internet.

Selain itu, kantor polisi di lereng Gunung Kelud pun menyediakan internet gratis kepada pelajar guna menunjang pembelajaran jarak jauh saat pandemi COVID-19 di kawasan yang belum terjangkau internet. Pelajar pun memanfaatkan akses internet gratis untuk belajar di Polsek Puncu, Kediri, Jawa Timur.

Kapolsek Puncu AKP Bowo Wicaksono menuturkan, ide untuk memberikan layanan wifi gratis untuk pelajar muncul saat dirinya dengan anggota sedang melakukan patroli di sejumlah kawasan lereng Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut).

"Saat itu banyak anak usia sekolah yang dibonceng orangtuanya turun ke desa terdekat dari lereng gunung. Saat itu saya sempat tanya mengapa dan mereka menjawab mengantarkan anaknya untuk mencari jaringan internet di warung yang ada wifi-nya," ujar dia di Kediri, Selasa, 28 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Lokasi warung juga cukup jauh dari rumah mereka. Selain itu, tidak semua orang tua mampu untuk membeli kuota, padahal kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring. Untuk itu, muncul ide membuka layanan wifi gratis untuk anak-anak.

Layanan wifi tersebut dibuka di area Mapolsek Puncu, Kabupaten Kediri. Anak-anak bisa dengan leluasa memanfaatkan layanan tersebut, salah satunya untuk kegiatan belajar mengajar. Orangtua juga terbantu, karena anggaran untuk membeli kuota telepon seluler juga bisa ditekan.

Bowo mengatakan untuk jaringan internet yang disiapkan di Polsek Puncu mempunyai kemampuan hingga 3.39 Mbps sehingga cukup besar dan lancar untuk diakses.

Selain memberikan fasilitas wifi gratis, di Polsek Puncu juga menyediakan laptop serta printer yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak.

"Selain internet gratis, kami juga menyediakan laptop dan printer yang siap untuk digunakan. Biasanya pelajar SMP dan SMA juga ada yang perlu print," ujar dia.

Ia menambahkan, anak-anak yang datang di Polsek Puncu mayoritas mempunyai telepon pintar maupun laptop.

Namun, karena kuota internet mereka terbatas sehingga mereka datang ke Mapolsek Puncu. Mereka bisa memanfaatkan layanan itu untuk kegiatan belajar mengajar dan mengerjakan tugas.

Fitri, salah seorang pelajar yang datang ke Mapolsek Puncu, mengaku sangat senang. Ia terbantu karena bisa belajar dengan lancar. Fasilitas wifi membantu memudahkan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

"Saya senang dan terbantu dengan fasilitas ini. Internetnya tidak lagi lambat, internetnya lancar," kata dia.

Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur periode 2006-2011 dan 2011-2016, Dr Zainuddin Maliki menuturkan, banyak orangtua belum sanggup untuk menyediakan gawai dan pulsa kuota internet.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi warung kopi dan polisi yang mau menyediakan internet gratis bagi pelajar untuk membantu pembelajaran. Meski demikian, ia mengingatkan untuk tetap patuhi protokol kesehatan.

"Memang benar-benar belajar di warkop. Tetap jaga protokol kesehatan, gunakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, itu harus diperhatikan. Orangtua siswa banyak yang belum bisa sediakan gawai dan internet. Ada yang manjat pohon, ada yang jalan 3 KM untuk dapat internet, ada yang jual sawah untuk beli gawai,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu, (29/7/2020).

Anggota DPR ini menuturan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang pilihan utama untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengingatkan pembelajaran tatap muka masih berisiko.

"COVID-19 masih bertambah belum melandai. Pembelajaran tatap muka masih penuh risiko. Kementerian Pendidikan dapat tentukan skala prioritas dalam anggaran, direfocusing untuk jaminan pembelajaran," ujar dia.

 

Update:Pernyataan Kapolsek Puncu AKP Bowo Wicaksono mengenai ide memberikan layanan wifi gratis