Sukses

BMKG Juanda: Suhu Terasa Dingin saat Kemarau di Jatim hingga Agustus

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menyatakan fenomena bediding di Jawa Timur diprediksi hingga Agustus.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menyatakan fenomena bediding di Jawa Timur (Jatim) diprediksi dari pertengahan Juli hingga Agustus. Bediding merupakan kondisi pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya.

"Fenomena biasa di musim kemarau. Periode ini bisa merata di Jawa Timur. Untuk waktunya biasa berlangsung fluktuaktif di Juli pertengahan hingga Agustus,” ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (30/7/2020).

Teguh menambahkan, bediding diikuti dengan puncak kemarau. Di Jawa Timur diperkirakan puncak kemarau pada Agustus 2020.

Pada musim kemarau tersebut suhu terasa lebih dingin pada pagi dan malam hari. Panjang musim kemaru pada umum 4-5 bulan, dan sirkulasi angin umumnya bersifat kering.  Pada musim kemarau ini patut diwaspadai bencana kekeringan dan ketersediaan air bersih.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Suhu Udara di Surabaya Terasa Dingin pada Pagi hingga Malam, Ada Apa?

Sebelumnya, Surabaya, Jawa Timur lebih tiga hari terakhir sedang dilanda bediding, terasa hawa yang lebih dingin pada waktu pagi hingga malam hari. 

"Tiga hari yang lalu hawa lebih dingin terasa di malam hari, tapi hari ini pagi tadi sampai siang ini juga terasa hawa yang dingin," ujar Afif (30), warga Pengampon Surabaya, Senin, 27 Juli 2020.

Hal senada juga disampaikan Hadi (32) warga Waru Sidoarjo. Dia mengaku merasakan hawa dingin pada pagi hingga malam hari, tapi yang paling terasa ketika dini hari.

Ketika bangun tidur sekitar pukul 06.00 WIB, dia mengecek suhu di rumahnya mencapai sekitar 23 derajat celcius.

"Tidak biasa, biasanya sudah 28 derajat ke atas. Kerasa lebih dingin saja akhir-akhir ini. Brrrrr," ucapnya. 

Sementara itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan seluruh daerah di Jatim sedang mengalami bediding. "Kondisi ini hampir merata dirasakan di semua daerah di Jatim," ujar dia.

Teguh menjelaskan, bediding ialah kondisi pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya. Namun, dia mengingatkan kondisi ini sebagai hal yang wajar ketika sedang memasuki musim kemarau.

"Itu wajar dan normal kalau musim kemarau," kata dia.

Bediding terjadi, lanjut Teguh, karena di musim kemarau tutupan awan pada malam hari lebih sedikit. Bahkan tidak ada sama sekali. Kemudian radiasi matahari yang sampai ke bumi adalah nol. Sehingga energi yang menghangatkan permukaan bumi adalah energi gelombang panjang yang dipancarkan bumi sendiri.

"Apabila kondisi berawan, maka energi yang dipancarkan ke angkasa, sebagian akan dipantulkan kembali ke bumi," ucapnya.

"Sebaliknya, jika tidak ada awan maka energi hangat itu tidak kembali dipantulkan ke bumi. Sehingga suhu udara semakin dingin," ia menambahkan.