Sukses

Kasus COVID-19 Tinggi, Polda Jatim Imbau Tak Gelar Takbir Keliling

Polda Jatim menyatakan takbir keliling saat malam hari raya iduladha bisa diganti dengan melantunkan takbir yang disiarkan melalui pengeras suara di masjid atau musala.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Jawa Timur (Polda Jatim) akan gelar patroli untuk mencegah kerumunan saat malam Hari Raya Iduladha. Selain itu, Polda Jatim juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggelar takbiran keliling pada malam Hari Raya Idul Adha karena masih pandemi COVID-19.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, takbir keliling bisa diganti dengan melantunkan takbir yang disiarkan melalui pengeras suara di masjid atau musala.

"Imbauannya kepada masyarakat kita memulai dengan situasi adaptasi kebiasaan baru yakni tidak melakukan kerumunan. Kemudian terkait adanya kebiasaan lama yang melakukan takbir keliling beramai-ramai bisa digantikan dengan di rumah masing-masing dan menggunakan pengeras di tempat ibadah seperti masjid atau langgar," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/7/2020).

Trunoyudo menuturkan, pihaknya akan patroli untuk menghalau masyarakat yang keliling di jalan raya.

"Kalau ada yang masih keliling, tadi dalam operasi patuh kita melakukan preemtif dan preventif dan mengimbau ke tempat masing-masing agar tak menjadi klaster baru," ujar Truno. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gandeng NU

Selain itu polisi akan turun ke tengah masyarakat dan memberikan edukasi melalui patroli yang disebut Operasi Patuh Semeru.

"Sekarang dalam pelaksanaan Operasi Patuh Semeru. Kita proyeksikan ke edukasi atau preemtif. Preventifnya Polda Jatim akan hadir di tengah masyarakat untuk mengingatkan patuh berlalu lintas," kata dia. 

Pihaknya juga menggandeng pemuka agama, seperti kiai dari Nahdlatul Ulama untuk ikut memberikan imbauan agar tak melakukan takbir keliling karena masih tingginya kasus COVID-19 di Jatim.

"Yang ketiga, kemarin Kapolda Jatim berkumpul dengan kiai khos NU dan seluruh kiai melalui virtual. Harapannya tetap tawaddu pada para kiai untuk mengikuti apa yang menjadi ajaran para kiai untuk menjaga agar mata rantai penularan tidak menjadi klaster baru," ujar dia.