Sukses

Dinas Pendidikan Jatim Siapkan Skema Pembelajaran Tatap Muka Jenjang SMA/SMK

SMA/SMK di Surabaya dan Sidoarjo sudah menyiapkan skema pembelajaran tatap muka sesuai kapasitas siswa yang ada.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur meminta sekolah menyiapkan skema pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK jika sewaktu-waktu ada kebijakan pembelajaran tatap muka.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Surabaya-Sidoarjo Lutfi Isa Anshori menuturkan, SMA/SMK di Surabaya dan Sidoarjo sudah menyiapkan skema pembelajaran tatap muka sesuai kapasitas siswa yang ada.

"Cabang dinas masih menunggu regulasi dan aturan dari Pemerintah Provinsi Jatim. Apabila regulasi sudah keluar dan aturan yang memayungi juga keluar, baru dilaksanakan. Dalam waktu menunggu ini, sekolah kami minta menyiapkan diri jika sewaktu-waktu ada kebijakan pembelajaran tatap muka," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/8/2020).

Persiapan ini, Lutfi menuturkan, sudah dilakukan sejak tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2020. Mulai dari sarana prasarana seperti tempat cuci tangan harus disesuaikan rasio siswa, kantin sekolah harus dikontrol pelayanannya hingga menyediakan masker cadangan.

"Kemudian dari sisi siswa juga kami imbau agar yang masuk terlebih dahulu mengantongi izin dari orang tua mereka," tutur dia.

Lutfi mengatakan, hal yang tidak kalah penting adalah kesiapan psikologis siswa untuk memasuki era adaptasi kebiasaan baru, seperti kegiatan sekolah dan jam belajar tidak sepenuhnya seperti sebelum pandemi.

"Bisa jadi setengah jumlah siswa yang masuk, perilaku jaga jarak harus ditaati. Tidak hanya di sekolah, tetapi saat berangkat dan pulang sekolah," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Sekolah Diminta untuk Memetakan dan Memprioritaskan Kompetensi Dasar Tertentu

Berkaitan dengan kurikulum, sekolah diminta untuk memetakan dan memprioritaskan kompetensi dasar tertentu yang esensial.

"Kondisi ini menuntut guru agar bisa berinovasi dalam pembelajaran. Kemudian dengan kaitannya dengan jam pembelajaran juga sama. Durasi kalau normal 45 menit mungkin akan dikurangi sedemikian rupa. Dari sisi kurikulum tidak ada perubahan, tetapi ada skala prioritas," tutur dia.

Ia menambahkan, sebelum masuk tahun ajaran baru, sekolah telah mengadakan in house training untuk pembekalan guru dalam satu semester materi apa yang harus disampaikan. Materi yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi saat ini.

"Kami belum lakukan simulasi karena belum ada yang masuk sekolah. Kalau dibilang siap, kami siap, tinggal tunggu regulasi dari provinsi untuk pembelajaran tatap muka," ujar dia.