Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat realisasi investasi mencapai Rp 51 triliun pada semester I 2020.
"Alhamdulillah, ini menjadi berita baik bagi perekonomian Indonesia dan Jatim masih menjadi salah satu primadona investasi bagi investor dalam negeri maupun asing," tutur Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu, 5 Agustus 2020, seperti dikutip dari Antara.
Kinerja realisasi investasi Jatim semester I 2020 mencatatkan angka pertumbuhan 59,2 persen (y-o-y), atau melebihi kinerja investasi nasional yang naik di kisaran 1,8 persen (y-o-y).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan catatan Pemprov Jatim, data rilis resmi BKPM RI, pada Januari-Juni 2020, total investasi (PMA dan PMDN) di Jatim senilai Rp51 triliun yang terdiri dari PMA Rp12,5 triliun dan PMDN Rp38,4 triliun.
Secara nasional, capaian ini menduduki peringkat kedua, setelah Jawa Barat yang mencatatkan angka realisasi Rp57,9 triliun, dan di urutan ketiga DKI Jakarta Rp50,2 triliun.
Menurut Khofifah, bukan pekerjaan mudah mencapai angka tersebut karena adanya pandemi COVID-19 yang berdampak pada pelemahan perekonomian dunia.
Khofifah menyampaikan, realisasi PMDN Jatim disokong dua sektor utama, yakni sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi yang menyumbang angka Rp18,72 triliun. Kemudian, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan kontribusi Rp3,69 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Realisasi Penanaman Modal Asing
Sedangkan, realisasi PMA terutama didukung oleh sektor industri kimia dan farmasi dengan capaian Rp4,26 triliun serta sektor industri makanan yang memberikan sumbangan Rp2,4 triliun.
Negara dengan kontribusi investasi tertinggi adalah Singapura dengan realisasi sebesar Rp4,03 triliun, disusul Jepang dengan kontribusi Rp3 triliun. Jatim, kata dia, fokus pada upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kemudahan akses dalam perizinan usaha.
"Kami ingin investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Jatim sehingga membawa manfaat bagi perekonomian masyarakat," ujar dia.
Mantan menteri sosial itu mengatakan, Jatim akan terus menjajaki peluang-peluang investasi dari negara lain dengan terus melakukan promosi, sosialisasi perizinan dan nonperizinan serta instrumen-instrumen lainnya sehingga investor tertarik berinvestasi.
Sementara itu, Kabupaten Pasuruan menduduki peringkat pertama realisasi investasi PMDN dengan nilai realisasi sebesar Rp2,6 triliun, disusul Kabupaten Mojokerto Rp1,6 triliun, Jombang Rp1,6 triliun, Gresik Rp1,5 triliun dan Tuban Rp1,3 triliun.
Sedangkan, pada kategori PMA posisi tertinggi diraih oleh Kota Surabaya dengan capaian realisasi Rp11,5 triliun, disusul Gresik Rp11,2 triliun, Sidoarjo Rp4,2 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp3,3 triliun dan Kabupaten Probolinggo Rp3,3 triliun.
"Kami optimistis pada semester ke II tahun 2020, Jatim bisa membukukan nilai investasi lebih besar lagi," ujar dia.
Advertisement