Liputan6.com, Surabaya - Ketua Satgas Rumpun Kuratif Jatim, dr. Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait wacana pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka di Surabaya dan sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim).
Joni menuturkan, rencana tersebut harus dilakukan secara lebih hati-hati. Sebagaimana pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
"Pak menteri, bilang harus bertahap. Harus hati-hati. Bahkan untuk di zona hijau pun, bisa jadi ada strain (virus) yang baru aktif lebih dari dua minggu, jadi masih ada potensi penularan," ujar Joni, Selasa (11/8/2020).
Advertisement
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) berencana memulai Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah bagi siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Baca Juga
Untuk tahap awal, akan dimulai di 21 SMP, baik itu swasta maupun negeri yang mewakili lima wilayah sekolah di Surabaya sebagai pilot project.
Namun, sebelum PBM di sekolah diputuskan, terlebih dahulu masing-masing sekolah itu melaksanakan simulasi terkait protokol kesehatan.
Seperti yang berlangsung pada Senin, 3 Agustus 2020, dua sekolah negeri di Kota Pahlawan, yakni SMPN 15 dan SMPN 3 Surabaya melaksanakan simulasi protokol kesehatan PBM di sekolah. Simulasi yang berlangsung di kedua sekolah tersebut, diperankan oleh karyawan serta para guru.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Dispendik Kota Surabaya, Sudarminto mengatakan, sebelum PBM di sekolah diputuskan, masing-masing sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project itu menyerahkan SOP (Standar Operasional Prosedur) protokol kesehatan.
Selanjutnya, tim dari Dispendik melakukan monitoring kesiapan di lapangan dan dilanjutkan dengan simulasi protokol kesehatan.
"Simulasi itu memberikan gambaran ketika anak (peserta didik) mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah,” kata Sudarminto saat ditemui di sela kegiatan simulasi PBM di SMPN 15 Surabaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dinas Pendidikan Jatim Bakal Gelar Uji Coba pada 18 Agustus 2020
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim) mencatat masih banyaknya kendala selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), seperti keterbatasan sarana prasarana di keluarga yang tidak mampu.
Untuk itu, Dindik Jatim bakal berencana melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB) pada 18 Agustus 2020.
"Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan di SMA, SMK dan SLB pada 18 Agustus di masing-masing kota baik sekolah swasta dan negeri sesuai kesiapan sekolah," kata Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi, Senin, 10 Agustus 2020.
"Uji coba ini dilakukan karena keterbatasan sarana prasarana di keluarga yang tidak mampu. Sehingga mereka harus pinjam ponsel ke tetangganya. Ada juga yang punya ponsel satu bapaknya saja, tapi anaknya banyak butuh PJJ," ucap Wahid.
Advertisement