Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar rapid test atau tes cepat COVID-19 dadakan di salah satu kedai kopi yang penuh pengunjung tanpa menerapkan protokol kesehatan pada Sabtu, 15 Agustus 2020. Di kedai kopi tersebut, dominan para pengunjung tidak memakai masker.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajarta mengatakan, ada sekitar 65 anak muda yang dilakukan tes cepat COVID-19. Dari hasil tes cepat itu, tiga orang dinyatakan reaktif dan langsung dibawa ke hotel.
"Isolasi langsung di-swab. Kami belum bisa pastikan hasilnya keluar kapan, sekitar 2-3 hari," ujar Febri saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, (16/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, kalau hasil negatif dari tes swab atau tes usap akan dipulang ke rumah. Sedangkan jika hasil positif COVID-19 akan dirawat di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Febri mengatakan, tes cepat tersebut dilakukan spontanitas pada Sabtu, 15 Agustus lantaran ditemui anak muda bergerombol di Kawasan Suko Manunggal. Selain itu juga tidak menerapkan protokol kesehatan dengan rapi.
"Saat itu spontanitas. Respons yang kami lihat anak muda itu kaget, kapok," tutur dia.
Adapun tes cepat itu dilakukan saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) berkeliling razia protokol kesehatan ke beberapa kawasan di Surabaya pada Sabtu malam, 15 Agustus 2020. Selain menggelar razia, Risma bersama jajarannya juga membagikan masker kepada masyarakat.
Razia yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB itu, dilakukan bersama dengan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), anggota Satpol PP, Linmas, serta Dishub dengan cara berkeliling ke jalan-jalan protokol Kota Surabaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Risma Razia Protokol Kesehatan di Jalan Undaan
Risma mengawali razia di Jalan Undaan, kemudian lanjut ke Jalan Pegirian kawasan wisata religi Sunan Ampel. Di sana, dia terlihat turun dari mobilnya untuk mengingatkan puluhan pedagang dan pembeli di lokasi itu agar menjaga jarak dan menggunakan masker.
"Tolong dibantu saya, kalau sakit nanti susah. Silahkan jualan tapi protokol kesehatan tetap dijaga. Kalau sakit tidak ada yang boleh menjenguk nanti, apalagi yang sakit anak-anak, susah nanti. Para orangtua tolong anaknya juga diingatkan agar pakai masker," kata dia menggunakan pengeras suara, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id.
Setelah berhenti sejenak untuk mengingatkan para pedagang, Risma kemudian menuju Jalan Pabean, Jembatan Merah, selanjutnya mengarah ke Tunjungan dan Gubernur Suryo, Taman Apsari Surabaya.
Di lokasi ini, ia kembali turun dari mobilnya untuk mengingatkan pengunjung dan pedagang yang ada di kawasan itu agar taat protokol kesehatan. Beberapa anak-anak bersepeda juga diingatkan agar tidak bergerombol.
"Ayo sepedaan jangan bergerombol, jaraknya tetap dijaga. Mbak cantik, tolong maskernya dipakai, jangan dilepas," tegur Risma kepada salah pengunjung perempuan di Taman Apsari.
Setelah beberapa menit di Taman Apsari, Wali Kota Risma kemudian menuju ke Jalan Panglima Sudirman dan Jalan Darmo, Taman Bungkul Surabaya. Di sana, ia kembali turun dari mobil untuk berkeliling di Taman Bungkul.
Di sela berkeliling di kawasan Taman Bungkul, Wali Kota Risma mendapati beberapa anak yang sedang bersepeda tanpa didampingi orangtuanya. Melihat itu, ia pun langsung menghampiri anak-anak itu dan menanyakan dengan siapa dan di mana mereka tinggal.
"Sama siapa nak ke sini? Rumahnya di mana? Ayo nak pulang ini sudah malam, nanti sakit," tutur Wali Kota Risma kepada anak-anak itu.
Advertisement
Gelar Tes Cepat bagi Pengunjung Kedai
Setelah dari Taman Bungkul, razia kemudian dilanjutkan ke Jalan Diponegoro dan berhenti sejenak ke salah satu pedagang angkringan. Kembali, Risma mendapati puluhan pembeli di kedai itu duduk berdekatan tanpa jaga jarak. Risma langsung menghampiri dan menegur pembeli serta pedagang angkringan itu.
"Tolong jaraknya dijaga. Nanti kalau sampai sakit, panjenengan (Anda) tidak bisa biaya sendiri, kalau biaya sendiri ratusan juta. Tolong saya dibantu, sudah banyak yang sakit," pesan Risma.
Razia malam pun tak berhenti sampai di situ, Risma kemudian menuju ke arah Jalan Tandes Surabaya. Saat melintas di Jalan Sukomanunggal, ia melihat salah satu kedai kopi yang penuh dengan pengunjung tanpa menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, dominan para pengunjung di kedai kopi itu tidak memakai masker.
Sontak, Risma langsung turun dari mobil dan meminta petugas agar memeriksa identitas dan juga melakukan rapid test atau tes cepat di tempat kepada pengunjung yang didominasi para remaja tersebut.
"Tadi arahnya mau ke Tandes, tapi tadi tak lihat kok menakutkan bergerombol semua. Terus kita lihat banyak yang tidak pakai masker. Ini kita lakukan rapid test mereka. Mudah-mudahan tidak ada apa-apa,” pungkas Risma.