Liputan6.com, Surabaya - Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim menangkap tiga pengedar sabu seberat 8,4 kilogram (kg) yang dikemas dalam bungkus teh herbal China, jaringan Malaysia.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, tiga pengedar sabu tersebut merupakan dua jaringan yang berbeda.
"Satu jaringan dari Jakarta di mana asalnya dari negara tetangga kita Malaysia, satu lagi jaringan di wilayah Pasuruan yang didapat dari jaringan Jakarta," tutur Trunoyudo di Mapolda Jatim, Rabu (26/8/2020).
Advertisement
Trunoyudo mengungkapkan, dari jaringan pertama ada satu tersangka yang merupakan kurir dan pengedar yakni HJ, warga yang tinggal di Kelurahan Babat Jerawat,Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga
"Yang pertama untuk jaringan Jakarta kami dapati ada barang bukti 5.320 gram yang berwarna kuning ini atau 5,3 kilogram. Ditresnarkoba Polda Jatim mengamankan satu tersangka yang jaringan dari Jakarta tadi atas nama tersangka HJ telah ditangkap pada 18 Juni yang lalu terus kami lakukan proses pengembangan," ujar dia.
Selanjutnya untuk jaringan kedua, Trunoyudo menyebut pihaknya mengamankan dua tersangka dan barang bukti 3,1 kilogram sabu-sabu.
Dua tersangka yakni berinisial L warga Gempol Pasuruan dan NS warga Jombang berperan sebagai kurir dan pengedar.
"Kemudian yang kedua ada jaringan dari Pasuruan yang didapat barangnya dari Jakarta. BB yang berhasil diamankan oleh penyidik sebanyak 3,1 kilogram. Untuk proses penyidikan ini, kami mengamankan 5,3 kilogram tambah 3,1 jadi totalnya 8,4 kilogram," ujar Trunoyudo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Modus
Dari pengamanan barang bukti 8,4 kilogran sabu ini, perwira dengan tiga melati emas menyebut pihaknya bisa menyelamatkan kurang lebih sebanyak 20.000 warga Jatim dari bahaya narkoba.
Sedangkan untuk modusnya, dua jaringan pengedar dari Malaysia itu masih menggunakan cara lama yakni dibungkus kemasan teh herbal.
"Modusnya dibungkus teh herbal dari negara tetangga, ada tulisan bahasa latin dan China, kemasan dan isinya bukan produk dari Indonesia. Karena ini berasal dari paket dari Malaysia. Setelah dijemput, mereka baru melakukan edar," ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Trunoyudo mengatakan, jaringan narkoba asal Malaysia masih banyak beredar di Jatim melalui pintu masuk barang haram dari jalur darat, udara hingga laut.
"Pintu masuknya sangat banyak, beberapa yang ada wilayah Surabaya, Madura dan seluruh kota dan kabupaten yang kemudian setelah diterima dari kurir didistribusi. Beberapa catatan penyidik dimapping Ditresnarkoba baik itu jaringan udara, kemudian melalui transportasi laut dan darat," ujar dia.
Atas perbuatan ini, ketiga tersangka terjerat pasal 114 dan pasal 112 UU tentang narkoba dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Advertisement