Sukses

Beraksi di Sekitar Rumah Dinas Risma, Polisi Tembak Dua Jambret

Penangkapan kedua bandit jalanan tersebut bermula ketika polisi mendapat laporan penjambretan di Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - Dua pelaku jambret yaitu LN (30) warga Surabaya dan PM (29) warga Surabaya, ditembak kedua kakinya oleh polisi karena tertangkap CCTV melancarkan aksinya di sekitar Rumah Dinas (Rumdis) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) di Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jawa Timur. 

Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Wahyudin Latif mengungkapkan, penangkapan kedua bandit jalanan tersebut bermula ketika polisi mendapat laporan penjambretan di Jalan Sedap Malam, Surabaya. 

Dari penyelidikan, polisi mendapat bukti rekaman CCTV jalan yang menu bukan ciri-ciri tersangka. Ciri-ciri ini ternyata sama dengan pelaku penjambretan yang sebelumnya beraksi di wilayah Perak. 

"CCTV ini menjadi dasar kami untuk mengidentifikasi tersangka. Kami juga menyelidiki identitasnya dari hasil olah TKP di lokasi kejadian," ujarnya, Jumat (28/8/2020). 

Hasil penyelidikan tersebut mengarah ke tersangka PM. PM bertindak sebagai eksekutor dari setiap aksi penjambretan kelompok ini. 

Polisi yang mengetahui keberadaan tersangka langsung menuju ke rumah tersangka. Penggerebekan dilakukan, hingga akhirnya tersangka mengaku ia bersama LN saat beraksi. "Kami sergap juga L saat itu. Mereka bertetangga hanya beda gang saja," ujar dia. 

Kedua tersangka saat dibawa ini sempat mencoba kabur dan berontak. Polisi yang tidak mau kehilangan tangkapan terpaksa menembak kedua kaki tersangka ini. Tersangka PM ini ternyata sebelumnya pernah ditahan atas kasus yang sama. Namun, bukan di Surabaya. 

"Tersangka P ini pernah ditahan di LP Kerobokan, Bali. Tersangka P ini baru bebas tiga bulan. Kemudian pulang dan beraksi di Surabaya," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Sasaran Korban Biasanya Perempuan

Komplotan ini terdeteksi sudah melakukan aksi di sejumlah jalan di Surabaya, yaitu Jalan Kutisari, Kertajaya, Gunungsari, dan Ir Soekarno. Mereka biasanya mengendarai sepeda Honda Vario berputar di Surabaya. 

Keduanya tidak hanya beraksi malam tetapi juga siang hari. Setelah mendapat korban mereka langsung menjambretnya. "Sasarannya wanita yang berkendara motor dan menggunakan tas selempang," terangnya. 

Keterangan tersangka, ia mengaku setelah bebas ia kembali ke Surabaya. Ia tidak punya pekerjaan sehingga terpaksa menjambret lagi. Tersangka mengaku mencari ponsel korbannya, setelah mendapat ponsel tersebut ia langsung menjualnya ke Pasar Malam Jalan Wonokromo. 

"Saya jual di Pasar Maling, hasilnya Rp 500 ribu kami buat kebutuhan. Ada yang saya gunakan beli sabu-sabu," ujar dia. 

Â