Sukses

1.600 Dokter PPDS FK Unair Surabaya Dapat Insentif dari Pemerintah

Setiap dokter PPSD menerima insentif sebesar Rp75 juta per enam bulan. Dokter PPDS akan menerima insentif lagi dengan jumlah yang sama pada Desember.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 1.600 dokter yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mendapatkan insentif masing-masing sebesar Rp 75 juta dari Kementerian Kesehatan. Pemberian insentif tersebut seiring dokter PPDS menangani COVID-19.

"Ada kurang lebih 1.600 dokter PPDS FK Unair yang menerima masing-masing Rp75 juta per enam bulan dari Pak Menteri Kesehatan hari ini," ujar Dekan FK Unair Prof Soetojo di sela pemberian insentif secara simbolis di Surabaya, Sabtu, (29/8/2020), seperti dikutip dari Antara.

Prof Soetojo menuturkan, setiap dokter PPDS menerima insentif sebesar Rp75 juta per enam bulan. Dokter PPDS akan menerima insentif lagi dengan jumlah yang sama pada Desember.

"Prosedurnya kami memberikan nama-nama dokter PPDS beserta nomor rekeningnya ke pemerintah, selanjutnya pemerintah akan mentransfer insentif tersebut," tutur dia.

Pihaknya mengapresiasi pemberian insentif untuk dokter PPDS yang menurutnya sangat rawan terpapar COVID-19 karena menjadi garda terdepan.

Selain itu, hingga saat ini ada sebanyak 90 PPDS di FK Unair yang telah terpapar COVID-19 sejak merebaknya virus tersebut beberapa bulan lalu.

"Hampir semua PPDS kemungkinan terpapar COVID-19 karena mereka menangani pasien. Pemerintah memperhatikan itu dengan memberikan insentif pada mereka hari ini. Ini bentuk dukungan yang membuat PPDS semangat menangani COVID-19," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Berniat Jadi Dokter untuk Mengobati dan Mengabdi

Menurut Prof Soetojo, kepedulian pemerintah utamanya Kemenkes pada PPDS karena latar belakang Menkes Terawan Adi Putranto yang pernah menjadi PPDS semasa kuliah di FK Unair.

"Beliau merupakan alumnus FK Unair jurusan radiologi. Beliau merasakan betul menjadi PPDS," ujar dia.

Mengenai kondisi PPDS, Prof Soetojo menegaskan para dokter PPDS yang saat ini berjuang dalam penanganan COVID-19 masih terus semangat.

"Mereka masih semangat, karena memang berniat jadi dokter untuk mengabdi dan mengobati masyarakat. Dua PPDS yang meninggal dunia kemarin mudah-mudahan terakhir," tutur dia.