Sukses

Cari Ide Memulai Usaha saat Pandemi COVID-19

KPS S2 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, Wisnu Wibowo menuturkan, pandemi COVID-19 yang terjadi berdampak terhadap psikologis dan ekonomi seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 berdampak terhadap sektor usaha. Hal ini juga pengaruhi sejumlah masyarakat kehilangan pekerjaan dan sedang dirumahkan hingga menunggu kondisi membaik.

Dengan kondisi tersebut juga perlu memutar otak agar tetap bertahan hidup dan dapur tetap ngebul. Salah satu cara dilakukan dengan membuka usaha.

KPS S2 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair), Wisnu Wibowo menuturkan, pandemi COVID-19 yang terjadi berdampak terhadap psikologis dan ekonomi seseorang. Ia menilai, mencari ide tersebut bisa berawal dari hal tersebut.

"Pandemi berdampak psikologi dan ekonomi. Mencari ide berangkat dari situ," tutur Wisnu, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Selasa, (1/9/2020).

Oleh karena itu, menurut Wisnu agar memilih usaha yang dapat memperkuat imun tubuh dan ekonomi. Artinya bisa menjalani bisnis dari sesuatu hal yang disuka mulai dari hobi dan passion. Wisnu mencontohkan salah satunya menjalani bisnis kuliner.

"Misalkan sebelum pandemi punya hobi memasak, yang dulu hanya bisa dilakukan seminggu sekali karena kesibukan pekerjaan. Saat ini selama pandemi di rumah saja bisa realisasikan ide bisnis misalkan kuliner. Bisnis dijalani bisa menggantikan penutupan pendapatan dan pekerjaan selama ini," ujar Wisnu.

Wisnu menilai, memulai usaha saat pandemi sebaiknya dengan modal tidak terlalu besar dan risiko kecil. Hal ini mengingat pandemi COVID-19 yang masih terjadi juga berdampak terhadap perilaku masyarakat dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, ia menilai, salah satu cara untuk menjalani bisnis kuliner dengan sistem pre order.

"Kalau pre order jadi bisa pesan dulu baru dimasakkin ini risiko kecil,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Memanfaatkan Jaringan untuk Ciptakan Pasar

Selain memilih bisnis dengan modal tidak terlalu besar dan berisiko kecil, Wisnu mengatakan, jaringan atau network juga perlu dilakukan untuk menciptakan pasar.

"Jaringan misalkan berkaitan dengan profesi, pertemanan atau sosialisasi bisa dimanfaatkan untuk menciptakan pasar,” kata dia.

Wisnu menambahkan, melek teknologi saat ini dibutuhkan untuk menjalani usaha. Memanfaatkan teknologi bukan hanya pemasaran lewat media sosial saja, menurut dia juga menguasai digital marketing sehingga mampu menawarkan produk yang menarik dan menggugah selera, misalkan bisnis kuliner.

Kemudian hal penting lainnya saat menjalani usaha, menurut Wisnu yaitu mengenali produk. Hal ini juga berkaitan dengan strategi penetapan harga ke depan.

"Harus kenali produk. Jangan jual produk yang tidak dikenal,” ujar dia.

Selain itu, Wisnu menuturkan, berbisnis juga mesti fleksibel dalam memasarkan produk dengan memanfaatkan jejaring, teknologi dan lainnya.

"Mampu untuk memanfaatkan teknologi untuk kegiatan promosi, pemasaran, dan mengenalkan produk,” ia menambahkan.

Wisnu menuturkan, bagi seseorang belum menemukan passion dalam merealisasikan ide untuk bisnis, salah satu langkah dilakukan bisa dengan menjadi reseller.

"Kita bisa memulai bisnis dengan menjadi reseller, kalau kita tidak punya keahliaan untuk jadi produsen atau hasilkan sesuatu kita bisa manfaatkan kelebihan lain dalam pemasaran, dan bisa menjadi reseller," tutur dia.