Sukses

Menghasilkan Pundi-Pundi Uang dari Usaha Ecoprint

Berdasarkan pengalaman Budi Rahayu, selama dua tahun menggeluti ecoprint, kain berserat alami adalah media terbaik.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga Tunggorono, Kecamatan Jawa Timur, Budi Rahayu Ningsih menggeluti usaha ecoprint selama dua tahun. Lewat usaha ini, ia memberikan pelatihan kepada masyarakat yang ingin hasilkan karya dan usaha dengan ecoprint terutama saat pandemi COVID-19.

Saat pelatihan, ibu-ibu tersebut menata aneka bunga dan daun di atas kain. Hal tersebut bagian dari pelatihan teknik ecoprint. Budi mengajarkan ecoprint dengan teknik memberi pola dan motif pada sebidang bahan, memanfaatkan bahan alami seperti daun, ranting, dan bunga.

Awalnya daun atau bunga yang akan dijadikan motif diletakkan pada selembar kain atau kulit, lalu kain digulung menggunakan sebatang kayu, setelah itu dikukus hingga menghasilkan pigmen warna dari daun atau bunga.

Berdasarkan pengalaman Budi Rahayu, selama dua tahun menggeluti ecoprint, kain berserat alami adalah media terbaik.

"Untuk kain, itu memang harus dengan serat alam, dari katun, juga silk, linen, itu semua dari alam, karena memang penyerapannya lebih bagus," ujar Perajin Ecoprint, Budi Rahayu, seperti dikutip dari Fokus, ditulis Selasa (1/9/2020).

Budi Rahayu pun tak pelit membagi ilmu dan kerap membuat latihan, apalagi di masa pandemi, banyak warga yang butuh terobosan usaha.

"Ternyata ikut pelatihan ini bermanfaat untuk bisa menunjang perekonomian, bisa dijual hasil karya ini dan nilai ekonomisnya lebih tinggi dari adanya ecoprint, dari kain yang sederhana kita dapat menghasilkan karya nilai yang lebih," ujar Kristina Ariani, Peserta Pelatihan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Harga Kain Hasil Ecoprint

Kain hasil ecoprint dijual dengan harga mulai dari Rp 300 ribu. Harga tentu berbeda bila kain sudah dalam bentuk sarung bantal atau busana. Sedangkan, sepatu atau tas berbahan kulit yang menggunakan ecoprint dijual mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta.