Sukses

Sikapi Ada Kekerasan Seksual terhadap Anak, Pemkot Surabaya Razia Konten Pornografi

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto memastikan, operasi ini melakukan razia atau pengecekan handpohe para pelajar SD, SMP dan anak-anak yang nongkrong di luar rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara serentak menggelar operasi konten pornografi (OKP) di seluruh wilayah di Kota Pahlawan.

Operasi yang sudah digelar mulai Rabu 2 September hingga Jumat, 4 September 2020 menyasar anak-anak yang nongkrong di warung kopi, kafe, restoran, taman-taman hingga fasilitas publik lainnya.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto memastikan, operasi ini melakukan razia atau pengecekan handpohe para pelajar SD, SMP dan anak-anak yang nongkrong di luar rumah.

Operasi ini melibatkan berbagai instansi, mulai dari jajaran kepolisian Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, Diskominfo, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A), Dinas Sosial, BPB Linmas dan Satpol PP Surabaya.

Ketika dalam razia itu ditemukan ada anak yang menyimpan konten pornografi, jajaran DP5A bersama psikolognya langsung melakukan outreach. Bahkan, jika saat itu anak tersebut tidak bersama orangtuanya, orangtuanya itu langsung dipanggil.

"Jadi, nanti ditelusuri latar belakangnya hingga tertarik menyimpan konten tersebut, sehingga nantinya akan diketahui bagaimana proses treatmentnya. Bahkan, orangtuanya kami minta untuk mengawasi anaknya itu supaya tidak berbuat seperti itu lagi,” kata Eddy, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Minggu (6/9/2020)

Menurut Eddy, OKP ini untuk menyikapi ada kekerasan seksual anak, baik anak-anak itu sebagai objek maupun anak-anak sebagai subjek atau pelaku. Harapannya, Pemkot Surabaya dapat meminimalkan kekerasan seksual anak itu dan bisa mengembalikan marwah anak.

"Kami ingin mengembalikan marwah anak sebagai seorang anak yang ceria, anak yang bahagia, dan anak pelajar yang menuntut ilmu,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Harus Ada Pengawasan Bersama-sama

Di samping itu, Eddy menuturkan, dengan adanya belajar daring menggunakan handphone itu, memang harus dipikirkan pula cara untuk mengendalikannya. Terutama cara mencegahnya supaya anak-anak itu tidak membuka konten-konten terlarang seperti konten pornografi.

“Jadi jangan sampai disalahgunakan oleh mereka. Makanya kita harus melakukan pengawasan bersama-sama,” tegasnya.

Eddy menambahkan, selama menggelar operasi, sudah ada beberapa anak-anak yang terjaring. Mereka yang tidak bersama orangtuanya langsung diamankan ke Markas Satpol PP Surabaya dan orangtuanya dipanggil.

"Sementara ini sudah ada 18 anak yang kami amankan selama operasi berlangsung mulai hari Rabu. Jadi, pada hari Rabu yang pertama itu kami mengamankan 10 anak, kemudian hari Kamis atau hari kedua kami mengamankan 8 anak. Hari ini (Jumat-red) kami akan lanjutkan operasi tersebut,” pungkasnya.