Sukses

Jaringan Listrik PLN di Madiun Alami 13 Kali Gangguan karena Layang-Layang

Manager PLN UP3 Madiun, Daniel Lestanto menuturkan, layang-layang saat ini mengancam keamanan jaringan listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan listrik milik PLN di Madiun mengalami 13 kali gangguan karena layangan selama empat bulan terakhir. Gangguan tersebut berdampak terhadap puluhan ribu pelanggan.

Manager PLN UP3 Madiun, Daniel Lestanto menuturkan, layang-layang saat ini mengancam keamanan jaringan listrik. Hal ini karena saat ada layangan putus dan mengenai jaringan listrik bisa mengakibatkan kerusakan hingga menyebabkan pemadaman.

PLN UP3 Madiun yang menaungi wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi dan Magetan mencatatkan ada 13 kali mengalami gangguan listrik selama empat bulan terakhir. Ini disebabkan layangan.

Salah satu kasus yang berdampak besar yakni layangan nyangkut di jaringan Penyulang Tawun pada Sabtu, 5 September 2020. Hal ini mengakibatkan sebanyak 23.317 pelanggan di beberapa desa di Kabupaten Ngawi terdampak pemadaman.

"Yang terakhir kemarin ada layangan besar, suwangan, yang jatuh mengenai jaringan listrik di Ngawi. Kemarin pemadaman sekitar satu jam karena ada gangguan itu. Kasihan pelanggan tidak menikmati listrik selama proses perbaikan,” ujar dia seperti dikutip dari Solopos.com, ditulis Selasa (8/9/2020).

Daniel menuturkan untuk kasus lainnya itu tersebar di berbagai wilayah di Madiun, Magetan, dan Ngawi. Namun, rata-rata layang-layang yang jatuh adalah layangan kecil. Untuk pemulihan jaringan, kata dia, memang tidak membutuhkan waktu lama. Akan tetapi, yang paling lama yakni mencari titik layangan nyangkut di jaringan mana.

"Kalau titik masalahnya sudah ketemu, untuk memperbaikinya. Panjang ya jaringan listrik kita. Tapi ya terbantu kadang ada informasi dari masyarakat," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Imbauan untuk Bijak Bermain

Dengan banyaknya kejadian gangguan listrik gara-gara layangan, ia meminta kepada masyarakat untuk lebih bijak saat bermain. Kalau memang ingin bermain layangan bisa dilakukan di tanah yang lapang dan jauh dari jaringan listrik PLN.

“Untuk layangan besar atau suwangan, saya minta jangan diinapkan di atas. Kalau sudah malam ditarik turun. Ini untuk mengantisipasi layangan tersebut tiba-tiba putus dan menjatuhi jaringan listrik. Saya harap masyarakat bisa lebih bijak,” kata Daniel.

Mengenai kerugian yang ditimbulkan dari gangguan ini, lanjutnya, yang pasti kerugian pelanggan tidak bisa menikmati listrik karena pemadaman. Selain itu, lonjakan arus sesaat juga bisa mempengaruhi usia mesin.

Sebenarnya pelanggaran ini bisa diproses hukum. Akan tetapi, selama ini PLN selalu menggunakan cara persuasif untuk menyelesaikan masalah. Pelanggar yang menerbangkan layangan biasanya hanya diminta untuk menulis surat permohonan maaf dan tidak akan mengulanginya lagi.

 

Berita menarik lainnya dari Solopos klik di sini