Liputan6.com, Surabaya Salah satu negara pemasok sampah plastik terbesar di dunia adalah Indonesia. Hal ini menyebabkan polusi lingkungan yang tak terhindarkan. Untuk mengurangi sampah tersebut, Anik dan Noveritha berinisiatif membuat bank sampah.
Tujuannya selain untuk mengurangi sampah plastik yang terbuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Dan yang menggembirakan, kegiatan ini bisa menambah pendapatannya.
Karena itu ia mengumpulkan warga di Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sejak 7 Februari 2017 lalu warga RW 12 mendirikan bank sampah yang dinamai Bank Sampah Kenanga.
Advertisement
Sampai sekarang, bank sampah yang mempunyai slogan, Mengubah sampah menjadi berkah ini telah mempunyai nasabah sebanyak 160 orang. Tiga setengah tahun lalu, sewaktu berdiri, hanya 6 orang yang bergabung.
Saksikan Video Pilihan Ini
Awal Berdirinya Bank Sampah Kenanga
“Bermula dari keprihatinan akan kondisi TPS yang sudah mulai penuh dan akan segera di tutup jika sudah tidak bisa menampung sampah lagi, maka kami bersama Anik, tergerak untuk membuat Bank sampah, kata Noveritha, salah satu founder dan ketuanya.
Ia menambahkan, selain untuk mengurangi sampah plastik yang terbuang ke TPS, bank sampah ini juga bisa menambah pemasukan keuangan bagi warga.
Ia berharap jika kegiatan ini dilakukan oleh seluruh warga di Indonesia maka predikat Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah China akan terhapus.
Advertisement
Perlu Ketekunan dan Ketelatenan Ajak Warga
Menurut Anik Mubiatiningrum, founder sekaligus pembina Bank Sampah Kenanga ini, dibutuhkan ketelatenan dan pendekatan persuasif kepada warga dalam melakukan sosialisasi dari PKK RT satu ke RT yang lain. Karena ketekunan mereka berdua, akhirnya warga antusias mengumpulkan sampah kering dan memilah sampah untuk disetor setiap bulan ke Bank Sampah Kenanga.
Penimbangan sampah kering dilakukan sebulan sekali, nasabah membawa sampah yang sudah terpilah dari rumah.
Jenis sampah yang bisa ditimbang antara lain kardus, duplek, kertas, koran, tas kresek, plastik, bak, kaca, sepatu yang sudah tidak dipakai, besi, jelantah,dan lain lain.
Total sampah yang sudah ditimbang sampai bulan maret 2020 adalah 23,31 ton atau kurang lebih senilai 36.231.809 rupiah.
Untuk sampah yang bisa didaur ulang akan dibuat kerajinan tangan seperti bunga dari kertas koran, botol plastik dan lain lain.
Bahkan area swafoto di taman fasilitas umum juga dibuat dari sampah botol dan tutup botol bekas. Sementara untuk jelantah bisa dibuat sabun yang diberi nama Si Jelita (sabun jelantah kita). Sabun ini sangat bagus untuk mencuci Kotoran bandel yang menempel di krah baju atau kaos kaki.
Inovasi Kekinian
Inovasi lain yang dilakukan Bank Sampah Kenanga adalah mengadakan simpan pinjam antar anggota. Hasil penimbangan dan penjualan sampah dikelola bukan hanya ditabung namun juga dibuat simpan pinjam, tabungan emas yang bekerjasama dengan pegadaian, membayar PBB tiap tahun yang bekerjasama dengan Desa Yosowilangun dan membayar PGN.
Untuk tabungan emas sudah tercatat sebanyak 27 nasabah yang ikut dengan total tabungan emas 19 gram, kalau diuangkan total kurang lebih 19 juta rupiah dan ini hasil dari sampah yang di kumpulkan setiap penimbangan.
Sebagai ketua Bank Sampah Kenanga Noveritha menjelaskan, dampak positif adanya Bank Sampah ini, warga menjadi peduli terhadap kebersihan lingkungan, warga terbiasa memilah sampah kering dan sampah basah.
Advertisement
Raih Beberapa Awards
Tak sia-sia, kreativitas mereka memperoleh apresiasi dari Pemerintah Daerah Gresik. Tahun lalu kampung ini meraih award sebagai juara pertama sebagai Kampung Terbersih dalam “Gresik Bisa 2019”.
Prestasi lainnya adalah Juara 1 lomba Vlog kampaye lingkungan yang diselenggarakan Jawa Pos, Juara 2 lomba “Posting Inovasi Lingkungan dimasa Pandemi dalam Rangka HUT Kemerdekaan Indonesia ke 75 yang diselenggarakan oleh ASBAG (Asosiasi Bank Sampah Gresik).
Bank Sampah Kenanga juga mampu mengalahkan 300 bank sampah di seluruh Indonesia ketika mengikuti lomba yang diselenggarakan sebuah brand nasional.
Menurut Noveritha, dari sekian prestasi yang diraih Bank Sampah Kenanga, yang paling membanggakan adalah ketika mengajak para ibu dari kalangan elit (secara sosial ekonomi berkecukupan) bersedia menjadi nasabah.
Dengan menjadi nasabah beliau-beliau ini sudah berkontribusi menyelamatkan bumi dari tumpukan sampah plastik.
Project Selanjutnya
Untuk menambah wawasan tentang pengelolaan sampah kering dan sampah basah, pengurus mengikuti kegiatan seminar, pelatihan dan yang diselenggarakan di dalam maupun luar kabupaten.
Setelah melihat keberhasilan Bank Sampah Kenanga, Ibu Kepala Desa Yosowilangun, Iriana Yudaningsih menunjuk Bank Sampah Kenanga untuk menularkan virus pembentukan bank sampah di RT RW lain di wilayah Desa Yosowilangun.
Anik menjelaskan masih banyak cita-cita dan harapan Bank Sampah Kenanga untuk mengembangkan diri dalam pengelolaan sampah basah dan kering, misalnya ingin mempunyai mesin pencacah daun untuk menjadi kompos, pengelolaan jelantah menjadi biodisel, mesin pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik. Semoga harapan ini bisa segera terwujud.
Penulis; Noveritha (jurnalis warga, pegiat cek fakta Liputan6.com
Advertisement