Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) bersama dengan jajarannya di Pemkot Surabaya tidak hanya berperang melawan Covid-19, melainkan juga menghadang resesi ekonomi. Beragam terobosan dan inovasi gencar dilakukan.
Sebelum isu resesi diperbincangkan ternyata Wali Kota Risma sudah membuat program kedaulatan pangan di tengah pandemi COVID-19.
Beberapa program kedaulatan pangan tersebut dilakukan dengan cara menanam makanan pendamping beras, seperti ketela pohon, ketela rambat, tales, sukun, pisang dan berbagai tanaman pangan lainnya.Â
Advertisement
Baca Juga
"Jadi, kalau nanti daya beli rendah dan turun, dan ternyata kita bisa menanam sendiri, maka pasti bebannya lebih ringan, makanya ini kita tanam di 24 lokasi supaya banyak," ujar Wali Kota Risma seperti yang dikutip dari Antara, Kamis (24/9/2020).
Risma juga mengaku sengaja menyetop Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 3 di Kota Surabaya. Hal ini dilakukan supaya roda perekonomian Surabaya tetap positif meski di tengah pandemi.Â
Dengan cara itu, para pelaku usaha di Surabaya bisa kembali beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Ia menilai, jika PSBB itu diteruskan, bukan tidak mungkin banyak pelaku usaha yang gulung tikar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ragam Cara Risma
Risma menggandeng berbagai stakeholder atau pemangku kepentingan, terutama distributor untuk bersama-sama menyelamatkan kota dari kondisi resesi. Kepada para distributor itu, Risma meminta supaya stok ketersediaan kebutuhan pokok sehari-hari tetap aman hingga akhir tahun.Â
"Kita harus pastikan Surabaya tidak ada masalah, terutama soal kebutuhan pokok, sehingga ekonomi kita bisa berjalan dengan baik," ucapnya.
Tidak hanya itu, Wali Kota Risma menginstruksikan kepada para camat dan lurah se-Surabaya untuk memperketat pengawasan izin tempat usaha di Kota Surabaya. Terutama bagi pelaku usaha yang berasal dari luar kota yang tidak memiliki izin karena pandemi Covid-19 telah menyebabkan daya beli masyarakat turun, sehingga hal itu juga berdampak pada tingginya persaingan usaha di bawah.
Risma berharap warga Surabaya tidak terlalu panik dengan isu resesi yang ramai diperbincangkan. Sebab, Surabaya sudah punya pengalaman pada tahun 1998 dan 2008, ekonomi Surabaya mampu bertahan dan positif ketika resesi itu terjadi.Â
Â
Â
Advertisement