Sukses

Fakta-Fakta Terkait Penolakan Kegiatan KAMI di Surabaya

Berikut sejumlah hal terkait kegiatan KAMI di Surabaya dan aksi penolakan yang dirangkum Selasa, (29/9/2020):

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar acara di Graha Jabal Nur dan Gedung Juang 45 Surabaya, Jawa Timur. Akan tetapi, massa menolak kegiatan tersebut bahkan menggelar demo.

Massa tergabung dalam Surabaya Adalah Kita demo menolak silaturahmi akbar KAMI yang digelar di Gedung Juang 45 Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Senin siang, 28 September 2020.

Sambil memasang spanduk penolakan, peserta unjuk rasa terlihat berorasi bergantian menyuarakan agar silaturahmi akbar KAMI yang Din Syamsuddin, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Prof Rahmat Wahab, agar tidak diselenggarakan di Surabaya maupun Jawa Timur.

Selain itu, ratusan massa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA) juga menggelar demo dan menolak acara silaturahmi KAMI yang dihadiri Gatot Nurmantyo di Gedung Jabal Nur, di Jalan Jambangan Kebon Agung No.76, Surabaya, Jawa Timur.

Berikut sejumlah hal terkait kegiatan KAMI di Surabaya dan aksi penolakan yang dirangkum Selasa, (29/9/2020):

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 6 halaman

Alasan Penolakan

Kusnan Hadi seorang peserta unjuk rasa menyampaikan, KAMI dinilai mau menjungkirbalikkan pemerintahan yang sah dan konstitusional sehingga Surabaya Adalah Kita menolak acara silaturahmi akbar ini digelar.

"Visi misi mereka hanya ingin menjungkirbalikkan ke arah ini. Itu yang kita lihat nanti," kata Kusnan.

Kusnan menambahkan, KAMI seharusnya membuat partai sendiri bukan provokasi ke semua daerah dan menjelekkan pemerintah yang sah.

"Usul saya bikin saja partai tidak ada masalah, bersaing dengan partai-partai lain bukan dengan memprovokasi warga tiap daerah, menjelek-jelekkan anak-anak bangsa, menjelek-jelekkan pemerintah negara yang sah ini," ujar dia.

3 dari 6 halaman

Respons Gatot Nurmantyo

Dengan dikawal sejumlah orang,  Gatot Nurmantyo meninggalkan Gedung Jabal Nur, di Jalan Jambangan Kebon Agung No.76, Surabaya, Jawa Timur dengan menggunakan mobil berwarna hitam.

"Jadi kita harus ikuti apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Sudah selesai semuanya. Di sini bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat, habis itu pergi ke Gedung Juang jam 10. Di sini dibubarkan. Ya sudah kita ikut, kita warga negara," kata Gatot.

Gatot Nurmantyo menambahkan, setelah bertemu dengan beberapa tokoh masyarakat di Graha Jabal Nur di Jalan Jambangan Kebon Agung, akan bergerak di Gedung Juang 45 Surabaya yang berada di Jalan Mayjen Sungkono.

"Kita ke gedung juang, tapi ini enggak bisa keluar. Sudah dibubarkan kita ngikut saja nama warga negara, kita bilang diam saja, kita ikut saja. Karena kepolisian ada perintahnya," ujar Gatot dan langsung menuju mobil meninggalkan lokasi.

4 dari 6 halaman

Tak Ada Izin

Kapolsek Sawahan AKP Wisnu Setiyawan Kuncoro di lokasi mengatakan, tidak ada acara KAMI Jatim di Gedung Juang 45. Dia menuturkan, pihak penyelenggara harusnya memperhatikan kelayakan bangunan.

"Ini kegiatan yang mengumpulkan massa harusnya diperhitungkan bagaimana protokol kesehatannya. Acara ini juga tidak ada izin," ujar dia.

Salah satu anggota Presidium KAMI Jakarta, Rochmat Wahab mengaku acara silaturahmi dengan Gatot Nurmantyo di Graha Jabal Nur Surabaya, sempat diminta untuk dihentikan oleh pihak kepolisian karena tidak ada izin. 

"Oh iya di sana (Gedung Juang 45) bukan dibubarkan, tapi sudah lama masuk perizinan di tempat itu, sebenarnya sudah boleh tapi dibatalkan tadi malam di Gedung Juang 45. Iya suruh berhenti karena tidak izin dari pihak polisi. Setelah itu bubar tidak ada masalah," ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 28 September 2020.

5 dari 6 halaman

Alasan Kegiatan

Rochmat Wahab menuturkan, pihaknya diminta untuk memberikan pidato kebangsaan dalam acara silaturahmi di Graha Jabal Nur, Surabaya, Jawa Timur yang diikuti oleh puluhan orang itu. 

"Mereka meminta menyampaikan apa misi KAMI adalah semacam pidato kebangsaan lha. Kitakan sebagai wadah bangsa yang sama-sama memiliki tanggung jawab moral. Bagaimana berkontribusi, bagaimana Indonesia bisa baik. Kita ajak bareng-bareng bagaimana dan kita juga ikut memikirkan Indonesia," ungkap Rochmat. 

"Kontribusi apa,sebaik-baiknya dari kamu, katanya Rosullah adalah bermanfaat bagi orang lain. Ini kita menyamakan kata sambil bersilaturahmi," Rochmat menambahkan. 

6 dari 6 halaman

Kegiatan KAMI Dibubarkan

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kelompok aliansi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang berkumpul dilakukan proses penghentian kegiatannya oleh gugus tugas COVID-19.

"Ini karena kita tahu situasi saat ini, Jawa Timur masuk perhatian nasional untuk  pandemi COVID-19," ujar Trunoyudo di Mapolda Jatim, Senin (28/9/2020).

Trunoyudo menjelaskan, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 6 tahun 2020, Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2020, dan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 53 tahun 2020, dan Peraturan Walikota (Perwali) serta Peraturan Bupati (Perbub) di seluruh Jawa Timur, setiap kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, wajib dilakukan adanya asesmen.

"Asesment di sini adalah, untuk menilai layak dan tidaknya penyelenggaraan ini sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, dari mulai kapasitas tempat, jumlah orangnya, melakukan rapid, kemudian kesiapan protokol kesehatan, jadi tidak hanya menggunakan masker," ucapnya.

Selain itu, lanjut Trunoyudo, dengan mendasari Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 2017, tentang tata cara perizinan dan pengawasan kegiatan keramaian umum, kegiatan masyarakat lainnya dan pemberitahuan kegiatan politik.

Â