Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat, hingga September 2020 sebanyak 600 kali terjadi gangguan listrik di wilayah setempat akibat layang-layang, sehingga sedikitnya 9,7 juta pelanggan PLN mengalami terdampak padam.
"Kami tak hentinya menggalakkan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya bermain layangan di dekat jaringan listrik," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Nyoman S. Astawa dalam keterangan persnya di Surabaya, Senin, 5 Oktober 2020.
Tak hanya itu, lanjut dia, sejak Juni 2020 patroli jaringan pun kami giatkan untuk mengantisipasi benda-benda terkena jaringan, salah satunya layang-layang yang mampu mengganggu terhambatnya keandalan pasokan listrik, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, ratusan kali gangguan PLN akibat layang-layang itu terjadi pada saluran udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV.
"Untuk SUTM 20 kV, terhitung sampai dengan September 2020 telah terjadi gangguan layang-layang sebanyak 600 kali, dimana tertinggi terjadi di bulan Agustus sebanyak 207 kali," katanya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
40 Kejadian di Mojokerto
Sedangkan untuk September 2020 saja, terjadi gangguan akibat layang-layang sebanyak 204 kali di mana gangguan terbanyak terjadi di wilayah kerja PLN UP3 Mojokerto sebanyak 40 kali kejadian.
Terkini, kata Nyoman, yakni pada Sabtu (03/10) malam, sejumlah wilayah di Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek dan Nganjuk juga mengalami pemadaman listrik akibat gangguan terjadi di penghantar 150kV Manisrejo-Nganjuk 1 dan 2 tepatnya pada 18.03 WIB.
"Berdasarkan hasil penelusuran dan investigasi Tim PLN Unit Induk Transmisi Jawa Timur & Bali, di lokasi diketemukan sebuah layang-layang menyangkut di jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Manisrejo-Nganjuk," katanya.
"Kami mengimbau masyarakat yang bermain layang-layang agar menjauhi jaringan listrik PLN, karena dampaknya jika padam akan merugikan masyarakat luas," katanya.
Advertisement