Sukses

Demo UU Cipta Kerja, Polisi Amankan Ratusan Remaja Bawa Bom Molotov di Surabaya

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengatakan, para remaja yang diamankan berasal dari Surabaya dan luar daerah dari Gresik. Mereka juga mengenakan pakaian hitam-hitam.

Liputan6.com, Surabaya - Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengatakan, pihaknya telah mengamankan ratusan remaja yang diduga ikut demo tolak UU Cipta Kerja.

Mereka datang menuju Gedung DPRD Jatim, karena terlihat mencurigakan sekumpulan remaja ini dihalau dan ditanyai mengenai tujuannya.

Bahkan saat remaja tersebut berhamburan lari, salah satu dari mereka menjatuhkan sebuah botol yang ternyata molotov. Satu molotov tersebut telah diamankan sebagai barang bukti.

"Waktu kami tanya-tanya mereka itu malah kabur dan lari sendiri-sendiri. Waktu lari itu ada barang yang tertinggal ternyata molotov. Kita amankan akhirnya dan membawa semua ke Mako," ujar Hartoyo, Kamis (8/10/2020).

Kebanyakan dari mereka yang diamankan masih remaja dan masih pelajar. Dikhawatirkan kelompok seperti ini bisa memprovokasi jalannya aksi lantaran tak tergabung dalam elemen apapun.

"Penghalauan tadi, anak-anak itu enggak ngerti apa-apa, hanya tahu di Twitter melaksanakan demo datang ke sini. Rata-rata anak SMA, itu kita antisipasi kita amankan dulu karena mereka nggak ngerti apa apa nggak ngerti yang mereka perjuangkan," ujar dia.

"Mereka nanti bisa memprovokasi karena tak tergabung dalam elemen apa-apa. Kalau elemen mahasiswa buruh itu kita sudah tahu dan sudah kita imbau menggunakan identitas minimal yang bisa dikenali dari elemen mana," ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Remaja Itu Berasal dari Surabaya dan Gresik

Hartoyo menyebut para remaja yang diamankan berasal dari Surabaya dan luar daerah dari Gresik. Mereka juga mengenakan pakaian hitam-hitam.

"Ratusan orang sudah diamankan di bawa ke Polrestabes. Mereka menggunakan pakaian hitam-hitam. setelah kita cek ada dari Wiyung Dukuh Pakis. Ada yang dari Gresik kemudian bersatu itu juga kita amankan," ujarnya.

Setelah diamankan para remaja ini akan menjalani rapid test atau tes cepat dan dimintai keterangan kepolisian. Selanjutnya, orang tua masing-masing akan dipanggil.

"Kita mintai keterangan dulu setelah itu kita rapid kemudian kita panggil ortunya. Kita tidak ingin adanya rusuh. Kita mengantisipasi penyusupan-penyusupan itu," tutur dia.