Liputan6.com, Surabaya - Jawa Timur terus meningkatkan testing untuk screening maupun tracing dalam mencegah penyebaran COVID-19.
Per 18 Oktober 2020, penggunaan rapid test (tes cepat COVID-19) baik antibodi maupun antigen untuk kegiatan screening dan tracing telah tembus 1.005.807 test.
Dari jumlah tersebut, ditemukan 84.436 kasus yang reaktif dan ketika di follow up dengan menggunakan PCR ditemukan 15.247 kasus positif COVID-19.
Advertisement
Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku bersyukur karena Jatim terus konsisten untuk melakukan screening dan tracing massif.
Baca Juga
Bahkan, berkat keagresifan screening dan isolasi yang dilakukan telah membantu menurunkan penularan COVID-19, sehingga kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur tinggal 5,56 persen per 17 Oktober 2020.
"Alhamdulillah, Jawa Timur terus konsisten untuk melakukan screening dan tracing massif. Saat ini screening dan Tracing di Jatim berkontribusi terhadap hampir sepertiga temuan kasus COVID-19 di Jawa Timur. Disamping itu, agresifitas ini mampu menurunkan kasus aktif COVID-19 hari ini di Jatim tinggal 5,56 persen ," ujar Khofifah saat ditemui di tengah kunjungan kerjanya di Kab. Pacitan, Minggu (18/10/2020), seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Khofifah menuturkan, screening di Jawa Timur utamanya difokuskan pada lokasi yang berisiko tinggi maupun kontak erat pasien positif COVID-19.
Ia menambahkan, selain operasi yustisi yang sangat efektif meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Screening, tracing dan isolasi ini juga cukup efektif dilaksanakan di Jawa Timur.
"Saya mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Jatim yang telah patuh dan bersedia dilakukan screening dan isolasi. Tak lupa juga terimakasih kepada TNI, Polri, Nakes dan Relawan yang bekerja keras dalam proses screening maupun tracing. Alhamdulillah dari 385.666 kontak erat yang ditemukan, hanya 66 orang yang menolak dilakukan isolasi dan pemeriksaan," tutur mantan Mensos RI ini.
Khofifah menuturkan, meskipun ada tren yang menggembirakan dalam penurunan COVID-19, tetapi terus mengingatkan agar protokol kesehatan harus terus di patuhi. Masyarakat juga diimbau tidak perlu takut untuk dilakukan screening.
"Meski Jatim sudah terbebas dari zona merah, namun COVID-19 di Jatim masih belum berhenti penyebarannya, karenanya jangan sampai kendor untuk terus patuh protokol kesehatan. Kerja sama antara Pemerintah, TNI, Polri, Nakes dan masyarakat di Jatim yang menunjukkan hasil yang baik ini harus terus di pertahankan sambil menunggu vaksin yang diberikan untuk masyarakat," urai Khofifah.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Apresiasi Pacitan
Pada kesempatan yang sama, Khofifah juga memberikan apresiasi pada Kabupaten Pacitan sebagai daerah dengan jumlah kasus penyebaran dan kematian Covid-19 terendah di Jatim.
Berdasarkan data per 17 Oktober 2020, total kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 178 orang. Dengan kasus aktif 40 orang, sembuh 134 orang, dan meninggal 4 orang, sehingga mortality rate nya hanya 2,25 persen.
"Saya sungguh mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh jajaran di Pemkab dan Forkopimda Pacitan karena tracing dan screeningnya cukup baik. Sekaligus juga atas ketertiban dan kedisiplinan masyarakatnya dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga kasus penyebaran maupun kematian Covid-19 di Pacitan termasuk yang rendah di Jatim," pungkas Khofifah.
Â
Advertisement