Sukses

Medsos dan Ponsel Jadi Pemicu Anak Perempuan Penjual Rujak Tak Kunjung Pulang

Sumrati menambahkan, dirinya sempat menegur Maisaroh untuk tidak sering-sering main handphone.

Liputan6.com, Surabaya - Siti Maisaroh (17) anak Sumrati warga Surabaya, Jawa Timur penjual rujak cingur, hingga saat ini tak kunjung pulang ke rumah. Gadis putus sekolah SMP kelas satu ini selama 1,5 tahun tidak diketahui berada di mana. 

Kisah ini bermula ketika Maisaroh memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya di salah satu SMPN Surabaya, dia memilih untuk fokus membantu sang ibu berjualan rujak cingur di wilayah setempat. 

"Saat membantu ibu jualan rujak cingur, adik saya minta dibelikan handphone dan langsung saya belikan," tutur kakak kandung Maisaroh, Nur Hadi (30) kepada Liputan6.com, Rabu (28/10/2020). 

Nur Hadi mengatakan, adiknya ini mempunyai karakter yang penurut dan lugu. Maisaroh juga tidak pernah kemana-kemana, dia tidak tahu jalan menuju ke Makam Sunan Ampel maupun ke Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya. 

"Dari sejak kecil Maisaroh ini tidak pernah main handphone. Jadi setelah punya handphone ini dia sering telepon-teleponan. Punya kenalan teman perempuan dan laki-laki dari Facebook. Mungkin kecantol sama laki-laki ya kenal di Facebook itu, dia sudah kayak kena hipnotis, sudah kayak orang gila enggak nurut sama orangtuanya," ucap Nur Hadi. 

Nur Hadi menuturkan, Maisaroh juga kurang mengetahui arah jalan termasuk ke luar kota. "Jangankan mau keluar kota ke Sidoarjo, Bandung atau Jakarta, ke Makan Sunan Ampel yang dekat dari sini saja Maisaroh tidak tahu apalagi ke Sidoarjo, ya pasti nyasar, pasti hilang dia," ia 

Sementara itu, sang ibu, Sumrati menambahkan, dirinya sempat menegur Maisaroh untuk tidak sering-sering main handphone. Sumrati meminta anak gadisnya untuk selalu rajin belajar mengaji dan menawarkan untuk melanjutkan sekolah. 

"Saya pernah bilang ke Maisaroh, ayo sekolah lagi, kalau terus begini nanti mau jadi apa, tapi Maisaroh tidak mau dan tetap memilih untuk membantu saya jualan rujak cingur," ucap Sumrati. 

"Saya juga bilang ke Maisaroh, apakah kamu sudah punya pacar, jangan sampai pacaran sama laki-laki suami orang. Maisaroh malah mengatakan ada-ada saja emak ini, gitu jawab Maisaroh," ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pernah Minta Uang Tebusan

Berbagai spekulasi muncul dari benak sang ibu, mulai dari dugaan penculikan dan perdagangan orang. Alasan tersebut berdasarkan telepon yang diterimanya, suara laki-laki meminta sejumlah uang tebusan untuk anak gadisnya. 

"Maisaroh sempat telepon minta uang Rp 300 ribu untuk ongkos pulang ke Surabaya, namun telepon itu dirampas dan ada suara laki-laki yang minta uang tebusan Rp 500 ribu kalau masih mau telepon dengan Maisaroh," tutur Sumrati.

Sumrati yang berjualan rujak cingur selama 15 tahun ini kemudian menjawab, jangankan uang Rp 500 ribu, Rp 1 juta saja akan diberikan asalkan anak gadisnya bisa segera pulang. 

"Tak kasih Rp 1 juta, ayo segera pulang. Jangan bohong, kalau sudah dikasih uang, uang hilang anak juga hilang tidak pulang-pulang," ucapnya. 

Sementara itu, kakak kandung Maisaroh, Nur Hadi (30) mengaku sempat menerima panggilan video dari Maisaroh. Dalam percakapan video itu juga terlihat seorang laki-laki tetapi wajahnya yang diperlihatkan cuma separuh. 

"Dalam video call tersebut adik saya minta uang untuk ongkos pulang tapi sambil senyum dan tidak memperlihatkan wajah ketakutan," kata Nur Hadi. 

"Saya rasa ada drama atau jebakan uang tebusan. Tapi Maisaroh yang dulu lugu dan penurut sekarang kok bisa jadi begitu, mungkin dia sudah kena hipnotis oleh laki-laki itu," ujarnya.Â