Liputan6.com, Jakarta - Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau lebih dikenal dengan sebutan Brigjen Mallaby adalah sosok penting yang memicu terjadinya pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Pertempuran Surabaya 10 November dinilai sebagai pertempuran terbesar yang terjadi di Indonesia setelah deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Lebih dari itu, pertempuran Surabaya juga disebut sebagai pertempuran terberat bagi pejuang Indonesia melawan pasukan asing selama sejarah Revolusi Nasional Indonesia.
Advertisement
Pertempuran Surabaya terjadi antara milisi Indonesia di Surabaya melawan pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigjen Mallaby.
Brigjen Mallaby adalah Komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan kurang lebih 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari Allied Force Netherlands East Indies (AFNEI).
Baca Juga
Pasukan ini dikirim ke Indonesia setelah Perang Dunia II dinyatakan selesai. Tugasnya untuk melucuti persenjataan pasukan Jepang. Namun, pasukan ini ditunggangi oleh Netherlands Indies Civil Administration) yang berniat mengembalikan Indonesia ke tangan Hindia Belanda.
Sayangnya, niat tersebut tercium oleh arek-arek Suroboyo yang selanjutnya melakukan perlawan bertub-tubi dan berakhir dengan kemenangan di pihak Indonesia.
Mulai dari insiden Hotel Yamamoto, di mana sejumlah milisi Indonesia merobek bendera Belanda yang berkibar di atas hotel yang kini bernama Hotel Majapahit, hingga kematian Brigjen Mallaby merupakan pemicu terjadinya pertempuran Surabaya 10 November.
Di antara peristiwa yang paling dikenang saat pertempuran 10 November adalah kematian Brigjen Mallaby. Tewasnya seorang jendral dalam pertempuran adalah hal luar biasa, baik bagi pihak Inggris maupun Indonesia.
Lantas, siapa sebenarnya Brigjen Mallaby? Merangkum dari sejumlah sumber, Liputan6 mengumpulkan fakta menarik untuk mengenal lebih dekat sosok penting di balik pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Fakta Menarik Brigjen Mallaby
Kelahiran
Brigjen Mallaby lahir di Britania Raya pada 12 Desember 1899 dari pasangan William Calthorpe Mallaby dan Katharine Mary Francis.
Bukan Tentara Perang
Patrick Heren, seorang penulis, mengatakan bahwa Brigjen Mallaby adalah seorang “tentara pemikir” yang lebih mengedepankan dialog daripada berperang.
Kehidupan Pribadi
Mallaby menikah dengan Margaret Catherine Jones dan dikarunia seorang anak bernama Sir Christopher Mallaby yang kelak menjabat sebagai Duta Besar Inggris untuk Jerman.
Dimakamkan di Menteng Pulo Jakarta
Mallaby tewas pada 30 Oktober di Surabaya, tepatnya di dekat Jembatan Merah akibat akibat tembakan dari milisi Indonesia. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Ereveld Meteng Pulo, Jakarta.
Identitas Pembunuh Tak Pernah Terungkap
Hingga kini tak ada yang tahu pasti siapa sebenarnya yang melepaskan tembakan kepada Mallaby di Jembatan Merah yang merenggut nyawanya itu. Meski begitu, ada sejumlah spekulasi terkait hal itu.
Spekulasi Kematian Mallaby, Bukan Tertembak?
Captain R.C. Smith, seorang yang berada dalam mobil bersama Mallaby membenarkan ada tembakan dari pihak milisi Indonesia yang mengarah pada Mallaby.
Tak lama setelah terkena tembakan, Mallaby pun tewas di tempat. Namun, R.C Smith menyebut dirinya melempar granat ke arah milisi, tetapi tak tahu apakah mengenai sasaran atau tidak.
Dari granat yang tak diketahui arahnya itu, terdapat spekulasi yang menyatkaan bahwa kematian Mallaby tidak disebabkan tembakan melainkan ledakan granat yang salah sasaran.
Advertisement