Sukses

Pengamat Politik Nilai Machfud Kedodoran Data di Debat Perdana Pilkada Surabaya 2020

Pengamat Politik asal UPN Veteran Surabaya, Catur Suratnoaji menanggapi debat perdana Pilkada Surabaya pada Rabu, 4 November 2020.

Liputan6.com, Surabaya - Pengamat Politik asal UPN Veteran Surabaya, Catur Suratnoaji mengatakan, gestur Cawawali Mujiaman berbisik kepada Cawali Machfud Arifin pada debat perdana Pilkada Surabaya 2020, menunjukkan ketidaksiapan data dari pasangan nomor urut 2.

"Saya melihat pasangan Machfud Arifin-Mujiaman tidak begitu menguasai data," ujar Catur, Rabu malam, 4 November 2020.

Catur mencontohkan, beberapa kali Machfud memberikan pertanyaan yang tidak berbasis data, tetapi pandangan mata  blusukan.

"Secara metodologis, pandangan mata itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, bisa menjadi bias. Seharusnya dengan data," imbuhnya.

Pertanyaan-pertanyaan tanpa data dari pasangan Machfud Arifin-Mujiaman, lanjut Catur, hanya bersifat menyerang untuk menjatuhkan lawannya saja. Dalam istilahnya membingkai sebuah pekerjaan dengan kegagalan.

"Apakah benar yang disebutkan berdasar pandangan mata itu sesuai fakta secara keseluruhan. Itu persoalannya," tegas Catur.

Catur menilai, secara keseluruhan debat berlangsung aktraktif dengan keunggulan pasangan Eri Cahyadi-Armudji.

"Kalau misalnya dikasi skor ya. 80 vs 78 untuk keunggulan pasangan Eri Cahyadi-Armudji. Keduanya terlihat tenang meski secara terus menerus diserang. Dan mereka terlihat cukup menguasai permasalahan serta solusi untuk Surabaya," pungkas Catur.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Debat Perdana Pilkada Surabaya Angkat Tema Masalah COVID-19

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya memperketat protokol kesehatan dalam debat publik perdana pemilihan kepala daerah (pilkada) Surabaya 2020 pada Rabu, 4 November 2020.

Pada debat publik perdana Pilkada Surabaya mengambil tema “Menjawab permasalahan dan tantangan Kota Surabaya di era pandemi COVID-19”.

"Fungsi debat publik menyebarkan profil, visi misi dan program paslon (pasangan calon) serta menggali persoalan yang dibahas saat ini," kata Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi saat media breafing debat publik Pilkada Surabaya di kantor KPU Surabaya, Rabu,4 November 2020, seperti dikutip dari Antara.

Ada dua moderator yang akan memandu dalam debat publik kali ini yakni Helmi Kahaf dan Rina Fahlevi. Sedangkan debat ini disiarkan langsung di YouTube KPU Surabaya, Jtv, TVRI dan SBO Tv.

Adapun panelis yang dihadirkan dalam debat kali ini adalah Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Nurhasan, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dr. Sukadiono, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Dr. David S. Perdanakusuma dr SpBP-RE (K), Dr. Romy Hermawan dari Universitas Brawijaya Malang, dan Akhmad Jayadi dari Unair.

Nur Syamsi mengatakan, dalam debat publik pilkada kali ini, pihaknya memperketat protokol kesehatan sebagai anjuran Gugus Tugas COVID-19 Surabaya.

"Yang pasti semua pihak yang ada di debat publik harus menjaga protokol kesehatan, misalnya tidak boleh melepas masker dan menjaga jarak minimal satu meter," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga membatasi peserta yang masuk di dalam ruang debat publik sebagaimana Peraturan KPU. "Paling banyak di dalam ruang paling banyak 30 orang di luar kru TV," ujarnya.

Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.

Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.