Sukses

Kasus Baru Melonjak di Jatim, Bagaimana Tingkat Keterisian RS Rujukan COVID-19?

Saat ini tim Satgas Covid-19 Jatim bersama dengan pengelola rumah sakit rujukan didampingi oleh tim dari Kementerian Kesehatan terus evaluasi mencari penyebab kenaikan kasus.

Liputan6.com, Surabaya - Koordinator Rumpun Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, Dr. Joni Wahyuhadi menyampaikan, di RSUD Dr. Soetomo Surabaya angka bed occupancy rate (BOR) atau angka yang menunjukkan persentase penggunaan tempat tidur (TT) di unit rawat inap (bangsal),  sudah meningkat.

“BOR Soetomo sekarang meningkat biasanya 30-40 persen (60-70 pasien) sekarang naik jadi 90-100 pasien yang dirawat. Paling banyak dirawat berat dan kritis sehingga yang BOR-nya lebih dari 60 persen adalah ruang intensif care kita karena Soetomo memang khusus gejala berat,” ungkap Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/11/2020).

Tak hanya di RSUD Dr. Soetomo saja, Joni menyebut, peningkatan BOR ini terjadi pula di RS Lapangan Kogabwilhan II Indrapura yang kini terjadi peningkatan pasien mencapai 400 persen. Dari 60-an pasien, kini sudah lebih dari 250 pasien dirawat.

Menurut Joni, saat ini tim Satgas COVID-19 Jatim bersama dengan pengelola rumah sakit rujukan didampingi oleh tim dari Kementerian Kesehatan terus evaluasi mencari penyebab kenaikan kasus.

"Kita mencari rentetan kenapa pasien COVID-19 jadi berat, jadi meninggal, dari itu kita lakukan langkah pencegahan,” ujar dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Imbauan Pakai Masker dalam Segala Aktivitas

Joni menambahkan, ada metode yang sebenarnya bisa dilakukan seperti pengalaman dalam penanganan pandemi Flu Spanyol 100 tahun lalu dengan penggunaan masker dalam setiap aktifitas.

"Maka harus kita cegah dengan protokol kesehatan. Penggunaan masker itu mutlak karena dikatakan kalau pakai masker penularannya hanya 1,5 persen apabila ditambah jaga jarak maka bisa dihentikan,” pungkasnya.