Liputan6.com, Jakarta - Tambahan kasus kematian karena Corona COVID-19 di Jawa Timur masih signifikan. Pada 29 November 2020, kasus kematian karena Corona COVID-19 bertambah 29 orang.
Total kasus kematian karena COVID-19 mencapai 4.375 orang hingga 29 November 2020. Tambahan harian kasus kematian karena Corona COVID-19 terbanyak terjadi di Jember yang mencapai delapan orang dan Jombang enam orang.
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika menuturkan, tingkat kematian karena COVID-19 di Jawa Timur masih tinggi sehingga perlu menjadi perhatian. Laura menilai, Jawa Timur harus mampu evaluasi kondisi fasilitas kesehatan di Jawa Timur dengan okupansi yang cukup untuk dapat menampung kasus baru.
Advertisement
Baca Juga
Jika tidak, menurut Laura, ada kemungkinan kematian akibat penanganan yang bisa dikatakan terlambat. Hal ini seiring okupansi fasilitas kesehatan yang sudah tinggi.
"Langkah yang harus disiapkan pemerintah Jawa Timur berupaya menambah okupansi dari fasilitas kesehatan yang ada agar orang yang terinfeksi dengan COVID-19 dapat tertangani dengan segera dan bisa menurunkan kematian,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (30/11/2020).
Selain itu, Laura mengingatkan untuk terus mendorong 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Ini sebagai upaya dini menemukan kasus positif COVID-19.
"3T harus ditingkatkan sehingga penemuan kasus semakin bisa segera dilakukan dan kasus positif ini agar bisa tertangani dengan segera,” tutur dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perlu Tindak Tegas untuk Penerapan Protokol Kesehatan
Selain kasus kematian karena COVID-19 yang masih bertambah di Jawa Timur, kasus positif COVID-19 juga meningkat. Tercatat ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 412 orang pada 29 November 2020. Total kasus positif COVID-19 mencapai 61.483 orang.
Laura mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 itu kemungkinan dari dampak libur panjang pada akhir Oktober 2020. Hal tersebut juga terjadi di daerah lain. Selain itu, masyarakat yang masih abai protokol kesehatan dan kegiatan kerumunan masih banyak.
Oleh karena itu, ia mendorong sosialisasi dan edukasi penerapan protokol kesehatan harus terus dilakukan kepada masyarakat. Hal ini agar pemahaman masyarakat terjaga dan meningkat. "Tindak tegas tetap perlu dilakukan,” ujar dia.
Advertisement