Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Jember, Jawa Timur mencatat tambahan pasien meninggal karena COVID-19 sebanyak delapan orang dalam sehari. Satgas Penanganan COVID-19 Jember menyebutkan, salah satu penyebab tingginya kasus kematian karena COVID-19 lantaran terlambat masuk rumah sakit.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Gatot Triyono menuturkan, ada tambahan delapan pasien yang meninggal karena COVID-19 pada Minggu, 29 November 2020. Total pasien meninggal dunia karena COVID-19 mencapai 107 orang.
Ia menuturkan, delapan pasien yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif COVID-19 tersebar di beberapa kecamatan. Rincian tambahan pasien meninggal karena COVID-19 itu antara lain warga Kecamatan Jombang atau kasus ke-2.241, dua orang warga Kecamatan Patrang (kasus ke-2.310 dan kasus 2.355), warga Kecamatan Sukorambi (2.379).
Advertisement
Baca Juga
"Kemudian kasus ke 2.380 merupakan warga Kecamatan Sukorambi, kasus ke-2.380 dan 2.383 merupakan warga Kecamatan Sumbersari, kasus ke-2.382 warga Kecamatan Silo dan warga Kecamatan Rambipuji (kasus ke-2.381),” ujar dia.
Adapun kasus kematian pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Jember melonjak selama sepekan terakhir. Bahkan kasus kematian karena COVID-19 mencatat rekor baru pada pekan ini, yakni sebanyak delapan pasien yang meninggal dunia.
"Salah satu penyebab tingginya kasus kematian COVID-19 di Jember karena kondisi pasien yang terinfeksi virus corona sudah kritis saat masuk rumah sakit,” tutur dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perkembangan COVID-19 di Jember
Ia menuturkan, tambahan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Minggu sebanyak 62 orang sehingga total warga Jember yang terinfeksi COVID-19 mencapai 2.383 orang. Sedangkan tambahan pasien sembuh sebanyak 29 orang, sehingga total pasien yang sudah sembuh mencapai 1.728 orang.
"Dari 31 kecamatan di Jember, zona merah atau risiko tinggi penyebaran virus corona ada di 20 kecamatan, sedangkan sembilan kecamatan di zona oranye, dan hanya dua kecamatan zona kuning, yakni Kecamatan Ledokombo dan Jelbuk,” ujar dia.
Gatot mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin menggunakan masker saat keluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun, dan penyanitasi tangan, dan menjaga jarak dengan menghindari ada kerumunan untuk mencegah tertularnya COVID-19.
Advertisement