Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat sekitar Gunung Semeru waspadai aliran lahar panas terutama ketika hujan.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menyebutkan, aktivitas Gunung Semeru pada pukul 01.23 WIB meningkat.
Dari pantauan Pos Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di wilayah Gunung Sawur Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, keberadaan Gunung Semeru telah terjadi dan teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 Meter ke arah Besuk Koboan. Dari data yang terekam di Sismograf 20 milimeter lahar gempa sedang berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi tersebut semakin meningkat pada pukul 03.00 WIB, di mana keberadaannya sudah terjadi hujan bercampur abu awan panas. Dan di saat bersamaan letusan masih berlangsung dengan potensi lahar panas cukup kuat.
"Saya mengimbau agar masyarakat sekitar mewaspadai aliran lahar panas bila terjadi hujan deras," ujar Khofifah, seperti dikutip dari Times Indonesia, Selasa (1/12/2020).
Dengan kondisi seperti itu, diharapkan masyarakat Dusun Curah Koboan Desa Supiturang dan Rowobaung Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Pronojiwo dan Dusun Kajar Kuning Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro segera keluar dari rumah mereka. Lantaran kondisi tersebut berpotensi lahar panas terjadi apabila turun hujan.
Bagi masyarakat yang beraktivitas sebagai penambang di aliran DAS Rejali, Besuk Semut dan Besuk Sat, Khofifah meminta agar untuk sementara menghentikan aktivitasnya saat Gunung Semeru meletus.
"Pengungsi warga berada di Pos Gunung Sawur, SD Supiturang, dan masjid terdekat," tutur dia.
Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kirim Bantuan
Khofifah pun memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan Dinas Sosial untuk segera mengirimkan bantuan untuk antisipasi dampak Gunung Semeru meletus.
Bantuan itu mulai dari bantuan tenaga, peralatan dan logistik untuk penanganan warga, termasuk pengungsi terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Bantuan yang diberikan di antaranya mengirimkan dua tenda pengungsian yang dilengkapi dengan light tower sebagai penerangan saat gelap. Termasuk juga pengungsian darurat dan dapur umum sedang kita siapkan,” ujar Khofifah.
Selain tenda dan light tower penerangan dari BPBD Jawa Timur, ia juga memerintahkan untuk segera mengirimkan bantuan berupa sembako bagi para pengungsi terdampak Gunung Semeru.
Bantuan itu terdiri dari satu ton beras, 500 dus mi instan, dan 200 liter minyak goring. Kemudian tambahan gizi 120 paket dan lauk-pauk 120 paket.
"Posko penguatan dari pemprov menyatu di posko pengungsian yang berada di lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang," kata dia.
Selain itu, Khofifah juga memerintahkan untuk menyertakan bantuan berupa handsanitizer 20 liter, disinfektan 20 liter, masker 5.000 buah, mobil rescue satu unit, dan mobil serbaguna dua unit.
"Untuk membantu penanganan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov Jatim yang akan membawa berbagai peralatan pendukung penanganan bencana juga meluncur ke lokasi," tutur dia.
Advertisement
Selanjutnya
Dinas Sosial juga mengirimkan dukungan peralatan dan bantuan logistik berupa tenda pengungsi 2 unit, family kit 50 paket, kid ware 50 paket, food ware 50 paket, perlengkapan dapur keluarga 50 paket, paket sandang 50 paket, serta kasur 30 buah.
"Bantuan tersebut kita arahkan langsung ke tempat pengungsian. Tentu semua kita koordinasikan dengan Bupati Lumajang," ujar Khofifah.
Khofifah menuturkan, hal itu untuk mendukung penanganan bencana dan mendukung dapur umum darurat yang didirikan di sekitar tempat pengungsian. Setidaknya terdapat 250 hingga 500 warga terdampak erupsi Gunung Semeru mengungsi.
“Bantuan yang saat ini dikirimkan adalah sebagai langkah awal kesigapan Pemprov Jatim dalam menangani bencana alam. Nanti, akan ada bantuan-bantuan yang akan dikirimkan secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan. Tetapi, team leadernya tetap Bupati Lumajang,” kata dia.
Ia mengatakan, secara umum, keadaannya aman. Informasi dari tim di lapangan material sudah tidak mengalir lagi, kendati masih terdapat bau belerang. Tetapi semua pihak harus tetap waspada, dikhawatirkan terjadi aliran lahar panas jika turun hujan.
"Mohon saling waspada, menjaga jarak aman, dan tetap menjaga protokol kesehatan," kata dia