Sukses

Pengungsi Gunung Semeru Kembali ke Rumah, Ini Imbauan Bupati Lumajang

Warga pun memilih mengungsi karena ketakutan dan trauma melihat guguran awan panas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur pada Selasa dini hari, 1 Desember 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian warga di sekitar Gunung Semeru ada kembali ke rumah masing-masing ketika aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali reda. Namun, ada juga warga masih bertahan di tempat pengungsian di Pos Pantau Gunungapi Semeru, di Gunung Sawur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

Pos Pantau Gunungapi Semeru di Gunung Sawur, Candipuro menjadi lokasi pengungsian setelah terjadi guguran awan panas pada Selasa, 1 Desember 2020. Warga pun memilih mengungsi karena ketakutan dan trauma melihat guguran awan panas Gunung Semeru.

Namun, kondisi tersebut tak berlangsung lama. Warga kembali ke rumah masing-masing usai aktivitas Gunung Semeru melandai. Mereka lebih memilih menjaga keselamatan harta benda di rumah.

Sementara itu, aktivitas Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang dan Malang itu masih fluktuaktif. Luncuran lava pijar terjadi hampir setiap saat. Sedangkan guguran awan panas dengan skala relatif besar juga terjadi meski tidak sebesar pada Selasa dini hari.

Melihat kondisi itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta warganya tetap bertahan di tempat pengungsian yang telah disediakan.

Selain untuk mengantisipasi terjadinya guguran awan panas susulan dan mewaspadai bahaya sekunder Gunung Semeru meletus.

“Memang di rekam pos pantau, saat ini menunjukkan mulai reda. Tapi kita tidak bisa pastikan apakah ini sudah benar-benar reda atau tidak. Mengacu pada pengalaman 1994, ada letusan lagi setelah reda, di dua hari berikutnya. Jadi teman-teman di pos pantau Gunung Semeru ini paham betul kondisinya,” ujar dia, seperti dikutip dari Times Indonesia, Rabu, (2/12/2020).

 

Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Warga Masih Ada yang Bertahan di Tempat Pengungsian

Hingga kini, sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Sebagian lagi masih bertahan di tempat pengungsian. Pengungsi yang memilih bertahan, mengaku takut dengan kondisi Gunung Semeru yang masih mengeluarkan material vulkanik.

“Kami mengungsi ke sini karena takut, hujan abunya lebat  banget, seperti hujan air, tidak kelihatan. Selepas subuh kami naik ke sini mengungsi,” ujar salah satu warga Pujiati.

Berdasarkan pengamatan petugas Pos Pantau Gunungapi Semeru di Gunung Sawur, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur guguran awan panas terakhir terjadi pada Rabu, 2 Desember 2020 sekitar pukul 03.00 WIB. Guguran awan panas dari Gunung Semeru ini jarak luncurnya mencapai 2 KM dari Kawah Jonggring Saloko.