Sukses

BPBD Jawa Timur Petakan Jalur Rentan Lahar Dingin Gunung Semeru

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jawa Timur (Jatim) memetakan daerah yang perlu pemasangan rambu peringatan di daerah sekitar Gunung Semeru

Liputan6.com, Surabaya - Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim), melakukan assesment wilayah rentan di sekitar aliran lahar dingin Gunung Semeru, di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Rabu (2/12/2020). 

"Teman-teman mengasesmen wilayah-wilayah yang rentan terkena lagi. Karena di situ sudah penuh lahar dingin. Nanti akan meluber ke mana, teman-teman lagi asesmen di situ," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nurseno. 

Satriyo menuturkan, tujuan asesmen yaitu mengetahui jalur-jalur evakuasi di wilayah tersebut apabila kembali terjadi guguran lahar dingin Gunung Semeru. Sebab, sebagian masyarakat pengungsi sudah kembali ke rumah mereka. 

"Karena masyarakat setempat yang semalam di pengungsian pagi tadi kembali ke rumah untuk melaksanakan kegiatan masing-masing," ujar dia. 

Selain memetakan jalur evakuasi tercepat, asesmen dilakukan untuk memetakan daerah yang perlu pemasangan rambu peringatan. Sebab, lahar dingin yang sekarang memenuhi Sungai Besuk di Desa Curah Kobokan bisa kembali mengalir deras dan meluber ke sekitar lokasi sungai. Apalagi, kawah Gunung Semeru masih ada kemungkinan bergejolak.

"Kami akan tetap mengoptimalkan keselamatan warga terkait pengungsian ini. Kami akan membuat rambu-rambu setelah asesmen ini agar masyarakat tidak mendekat di wilayah yang rentan dan rawan," ujar dia. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Warga Diimbau Tetap di Pengungsian

Terkait kembalinya warga ke rumah masing-masing, Satriyo menegaskan, sebenarnya tokoh masyarakat setempat di pengungsian, juga dari pihak Kodim dan Korem Lumajang sudah mengimbau agar sementara waktu ini mereka tidak kembali ke rumah. 

"Dari kami  juga sudah mengimbau. Tapi mereka tetap pengin melaksanakan aktivitas sehari-hari. Karena mungkin jenuh, seharian di pengungsian, tok, ya memang menjenuhkan," ungkapnya. 

Dia menegaskan, warga tidak tinggal sepenuhnya di rumah. Warga akan tetap kembali ke pengungsian di tenda pemerintah, maupun di tempat pengungsian mandiri di masjid-masjid dan di sekolah pada malam hari.Â