Sukses

Pakar Kesehatan: Kasus Aktif COVID-19 di Jatim Bakal Naik Dua Kali Lipat pada Januari 2021

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menuturkan, tambahan kasus aktif COVID-19 akan berasal dari libur panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo prediksi, kasus aktif COVID-19 akan meningkat dua kali lipat di Jawa Timur pada Januari 2021. Oleh karena itu, ia mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai kenaikan kasus aktif COVID-19.

“Kasus aktif COVID-19 akan dua kali lipat pada Januari 2021. Desember saja sudah 4.000, ini yang ketahuan karena testing kita rendah. Pada Januari bisa 8.000 prediksinya. Kita tidak berharap,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin, (14/12/2020).

Oleh karena itu, ia mengingatkan pemda mewaspadai kasus aktif COVID-19. Berdasarkan data infocovid19.jatimprov.go.id, kasus aktif COVID-19 di Jawa Timur 4.592 per 13 Desember 2020.

Windhu menuturkan, tambahan kasus aktif COVID-19 akan dipicu dari dampak libur panjang akhir Oktober 2020,  pemilihan kepala daerah (pilkada), dan libur akhir tahun.

“Meski libur akhir tahun dipangkas, tetapi masih ada empat hari libur,” tutur dia.

Selain itu, Windhu melihat masyarakat sudah abai terhadap protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Ia menuturkan, menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk mencegah penyebaran COVID-19. Masyarakat, menurut Windhu sudah bosan selama sembilan bulan ini hadapi pandemi COVID-19.

“Kepatuhan masyarakat sudah mulai rendah. Bosan itu wajar. Tetapi tetap dikawal oleh satgas untuk penerapan protokol kesehatan. Tidak boleh jemu-jemu (mengingatkan-red),” ujar dia.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kasus Kematian karena COVID-19 di Jatim

Windhu menambahkan, Jawa Timur juga masih mencatatkan angka kematian tinggi karena COVID-19. Hingga 13 Desember 2020, kasus meninggalnya karena COVID-19 mencapai 4.879 orang. Ada tambahan pasien meninggal karena COVID-19 sebanyak 47 orang pada 13 Desember 2020.

Tingginya kasus meninggal, menurut Windhu karena 80-85 persen, pasien COVID-19 tersebut memiliki penyakit penyerta. “Selain itu usia di atas 60 tahun. Saat ini bed di rumah sakit di Jawa Timur sudah mulai penuh. Kapasitas rumah sakit harus ditambah,” tutur dia.

Selain itu, Windhu menilai, banyak warga tidak menjaga seseorang memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan lansia. “Di mal masih ada yang ajak lansia atau orangtua bepergian. Ini berisiko tinggi ajak lansia bepergian ke mal. Kita harus melindungi. Satgas juga harus turut menjaga. Kalau ada ajak lansia bepergian lakukan teguran,” tutur dia.

Windhu menuturkan, banyak pasien datang terlambat ke rumah sakit. Hal ini juga menyumbang tingginya kasus meninggal karena COVID-19 di Jawa Timur.