Sukses

Banjir, Puluhan Warga Perumahan Cerme Gresik Mengungsi

Proses evakuasi warga dilakukan menggunakan satu perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik secara bergantian.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Desa Guranganya Andik Taufik mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik membangun tanggul dari Cerme hingga Balongpanggang. Hal ini agar tidak terjadi banjir kembali.

Hal ini mengingat puluhan warga Perumahan Cerme Prisma Land, Kabupaten Gresik, Jawa Timur mengungsi karena banjir akibat luapan Kali Lamong mulai masuk ke rumah mereka dan menggenang hingga ketinggian 1,5 meter.

Andik menuturkan, proses evakuasi warga dilakukan menggunakan satu perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik secara bergantian. Ia menuturkan, selama warga mengungsi, kebutuhan logistik menjadi tanggung jawab pemerintah desa.

"Kami upayakan kebutuhan logistik warga terpenuhi, dan total ada 80 warga yang mengungsi dari perumahan. Ada yang tinggal di rumah RT, sekolahan hingga pulang ke Surabaya,” tutur dia, seperti melansir Antara, Selasa (15/12/2020).

Oleh karena itu, ia berharap Pemkab Gresik membangun tanggul dengan panjang dari Cerme-Balongpanggang sehingga ke depan tidak terjadi banjir kembali.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Harapan Warga

Sementara itu, salah satu warga, Sumi Rahayu menuturkan, dirinya mengungsi bersama warga sejak Senin dini hari, 14 Desember 2020 pukul 03.00 WIB, dan pada saat air mulai masuk perumahan.

"Genangan air begitu cepat masuk ke perumahan, dan awalnya hanya 50 cm, kalau saat ini lebih dari 1 meter. Makanya banyak warga yang mengungsi," ujar dia.

Ia berharap, ada tindakan konkret dari pemerintah, agar banjir bisa cepat surut, serta rumah warga bisa ditempati kembali. Sebelumnya, banjir akibat luapan Kali Lamong di Kabupaten Gresik meluas, dan menggenangi ratusan desa di tiga kecamatan, masing-masing Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme, dan mengakibatkan seorang anak perempuan bernama Nafisah (12), asal Desa Kedungrukem, tewas terseret arus deras.