Sukses

6 Candi dan Situs Bersejarah di Kediri, Dominasi Peninggalan Hindu-Budha

Kediri punya peninggalan situs bersejarah.

Liputan6.com, Jakarta Kediri memiliki pesona sejarah yang tak boleh dilewatkan. Di kota ini pernah berdiri Kerajaan Kadiri bercorak Hindu. Kerajaan ini termasuk bagian dari kejayaan kerajaan Majapahit dan Singosari pada masanya.

Kini jejak sejarah tersebut dapat dilihat dari peninggalan candi dan situs yang ada di Kediri. Candi-candi di Kediri didominasi peninggalan bercorak Hindu. Meski sebagian situs sudah tak utuh lagi, suasana sejarah tetap bisa dirasakan saat mengunjunginya.

Beberapa candi juga menjadi destinasi wisata warga setempat. Bagi kamu yang tertarik dengan sejarah kerajaan masa lampau, candi-candi di Kediri ini cocok jadi tujuan wisata.

Berikut 6 candi dan situs bersejarah di Kediri, yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(21/12/2020).

2 dari 7 halaman

Candi Surowono

Candi Surowono atau Candi Surawana merupakan candi bercorak Hindu yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi ini sesungguhnya bernama Wishnubhawanapura dan dibangyn pada abad ke-14.

Candi Surowono dibangun untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dalam Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surawana.

Saat ini Candi Surowono sudah dalam keadaan tidak utuh dan hanya menyisakan bagian dasarnya. anya kaki candi setinggi sekitar 3 m yang masih tegak di tempatnya.

3 dari 7 halaman

Candi Tegowangi

Candi Tegowangi termasuk salah satu tujuan wisata sejarah yang populer di Kediri. Candi Tegowangi menepati sebuah areal yang cukup luas dan terbuka. Candi bercorak Hindu ini diperkirakan dibangun pada 1400 M dimasa Majapahit.

Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Didekat gerbang masuk anda akan menjumpai sebuah peternakan lebah milik penduduk setempat yang bisa dijadikan nilai tambah tersendiri saat berkunjung.

4 dari 7 halaman

Candi Dorok

Candi Dorok berada di Dusun Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu - Kabupaten Kediri. Candi Dorok ditemukan oleh seorang petani secara tidak sengaja saat hendak menanam bibit pohon Melinjo di pekarangan rumahnya.Saat pertama ditemukan, candi ini hanya berupa bidang segi empat yang terbuat dari batu bata.

Penggalian lebih lanjut oleh dinas arkeologi menemukan bahwa tumpukan batu bata tersebut merupakan bagian dari badan candi tersebut. Belum ditemukan arca dalam situs ini. Relief dari candi ini juga sudah rusak dan sulit diteliti asal usulnya.

5 dari 7 halaman

Situs Tondowongso

Situs Tondowongso atau Kompleks Candi Tondowongso merupakan situs bersejarah yang ditemukan di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Situs Tondowongso merupakan area luas yang berada di dua dusun yaitu Dusun Tondowongso dan Sumberpetung.

Situs ini ditemukan pada 2006 tertimbun materi letusan gunung Kelud. Diyakini situs ini merupakan peniggalan Kerajaan Majapahit bercorak Hindu. Saat ini Situs Tondowongso hanya berupa reruntuhan candi yang dilindungi oleh pemerintah setempat.

6 dari 7 halaman

Situs Adan-Adan

Situs Adan-Adan atau yang juga kadang dikenal sebagai itus Candi Gempur merupakan situs bersejarah yang berada di Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Di situs ini ditemukan batuan fondasi candi, makara, sistem pertirtaan berupa embung, pecahan keramik dan beberapa patung (arca).

Diperkirakan peninggalan ini berasal dari era Kerajaan Kadiri dan Singosari. Lokasi penemuan situs ini berada dekat dengan kawasan Daerah Aliran Sungai Serinjing yang menjadi daerah aliran lahar dingin Gunung Kelud.

Menurut peneliti, situs ini dibangun pada Abad ke-11 meskipun wilayah Kediri dan sekitarnya memang sudah menjadi pusat kebudayaan sejak era Mpu Sindok pada Abad ke-9.

7 dari 7 halaman

Situs Setono Gedong

Setono Gedong adalah situs peninggalan abad ke-12 yang diperkirakan masa peninggalan Prabu Joyoboyo. Di situs ini ditemukan logo Garudea yang merupakan lambang kerajaan Kediri. Di tempat tersebut juga terdapat makam Syaikh Syamsuddin Al Wasil yang di dalam Kitab Kakawin Hariwangsa disebutkan sebagai guru spiritual Prabu Joyoboyo.

Video Terkini