Sukses

Curhat Para Srikandi PDIP Surabaya Soal Hari Ibu

PDIP Surabaya menjadikan momentum Hari Ibu sebagai penguatan mendorong kebijakan pro-perempuan.

Liputan6.com, Surabaya- PDIP Surabaya menjadikan momentum Hari Ibu sebagai penguatan mendorong kebijakan pro-perempuan. PDIP Surabaya ingin memastikan tidak ada kebijakan yang bias gender.

“Tren perempuan berpolitik dan mengisi posisi di ruang publik harus dijaga dan ditingkatkan,” ujar Dyah Katarina, Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya, seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (22/12/2020).

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua PDIP Surabaya Khusnul Khotimah yang menilai selama ini telah banyak kebijakan Pemkot Surabaya di era Wali Kota Bambang DH hingga Tri Rismaharini yang sukses mengarusutamakan kaum perempuan.

Ia berpendapat, kebijakan tersebut harus terus didorong ke depan khususnya di era kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji yang meraih suara terbanyak di Pilkada Surabaya 2020.

Dalam penyusunan APBD, arus utama gender harus menjadi landasan kebijakan politik Eri Cahyadi-Armuji.

Sementara, Wakil Ketua PDIP Surabaya Siti Maryam menambahkan, kaum perempuan di Surabaya telah tumbuh menjadi kaum terdidik, kompeten, dan layak mengisi ruang-ruang publik. 

Ia mencontohkan, di sisi kesehatan, kaum ibu di kampung-kampung menjadi penggerak gaya hidup sehat dengan senam bersama dan pengembangan tanaman obat serta sayur berbasis urban farming yang sangat membantu di masa pandemi Covid-19.

Wakil Ketua PDIP Surabaya Agatha Retnosari menambahkan, Hari Ibu dilandasi kesadaran sejarah tentang peran perempuan di ranah publik yang sudah muncul sejak era perjuangan kemerdekaan. Hari Ibu diperingati menandai dilaksanakannya Kongres Perempuan Indonesia pada 22-25 Desember 1928.

"Kontribusi perempuan dalam perjuangan di ranah publik, khususnya di sektor politik, terus tumbuh hingga saat ini, seperti dalam Pilkada Surabaya kaum ibu bergotong royong, keluar-masuk kampung, memastikan kemenangan Eri-Armudji,” kata politisi perempuan PDIP Surabaya ini.