Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Jawa Timur meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan tambahan fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten dan kota.Tambahan fasilitas tersebut untuk merawat pasien COVID-19.
"Ada kenaikan lagi, khusus di Jawa Timur juga ada peningkatan by case atau kematian. Dari sisi kuratif, kami sudah diminta ibu gubernur (Khofifah Indar Parawansa-red) untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang cukup, contohnya Rumah Sakit Lapangan diperlebar,” ujar Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, dilansir dari Antara, Selasa (22/12/2020).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menyiapkan beberapa rumah sakit di daerah untuk dijadikan rumah sakit COVID-19 seperti rumah sakit (RS) Paru di Jember yang akan diresmikan pada 25 Desember 2020.
Advertisement
Baca Juga
"Kami juga telah meresmikan Rumah Sakit Lapangan di Malang dan mempertimbangkan Rumah Sakit Paru di Surabaya menjadi rumah sakit COVID-19 karena ada ICU yang dapat dibuat sebagai high care unit (HCU),” ujar dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo ini mengatakan, PT INKA telah menawarkan gerbong untuk dapat dijadikan sebagai ruang perawatan seperti di RS Lapangan.
"Beberapa kabupaten pun telah kami dijajaki untuk ditempati, yang paling cocok ya Kabupaten Nganjuk karena relnya ada. Tapi kami belum koordinasi ke Nganjuk," kata dr Joni.
Joni menuturkan, ini sebagai upaya memberikan pelayanan dan isolasi yang tepat, sehingga kenaikan kasus bisa terkendali.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ada Penambahan Tempat Tidur di RSUD Dr Soetomo
Untuk di RSUD Dr Soetomo pihaknya menargetkan ada penambahan tempat tidur hingga 230. Saat ini RSUD Dr Soetomo telah mempunyai 200 tempat tidur yang digunakan untuk pasien COVID-19.
Dia mengungkapkan, saat ini rumah sakit yang dipimpinnya sedang merawat 128 pasien COVID-19. Dibanding bulan Oktober hanya 60 sampai 70 pasien. Namun, sejak liburan pernah sampai 145 pasien.
Dia mengatakan, pasien COVID-19 memang naik turun, karena ada yang sudah pulang, ada yang discharge yaitu perlu perawatan lanjutan meskipun sudah negatif COVID-19.
"Cukup banyak case discharge ini di Soetomo, oleh karen itu rumah sakit khusus COVID-19 sangat sulit. Harus ada kombinasi perawatan COVID-19 dan non-COVID-19," ujar dia.
Yang penting, kata Joni, harus ada ruang isolasi. Misalnya pasien udah tes PCR dua kali negatif, tapi masih butuh perawatan.
"Mau dikemanakan kalau tidak punya ruangan non-COVID-19. Jadi memang Soetomo kami desain untuk dua perawatan ini," kata dia.
Advertisement