Liputan6.com, Mojokerto - Pemerintah Kota Mojokerto menggelar operasi pasar kedelai untuk para perajin tempe dan Tahu di Kota Mojokerto. Tahap pertama, Pemkot mendatangkan 9 ton kedelai langsung dari importer di Surabaya. Kedelai 9 ton tahap awal ini, untuk memenuhi pasokan kebutuhan puluhan pengrajin tahu dan tempe dalam operasi pasar kedelai import tahun 2021.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari langsung menemui pengrajin tahu dan tempe yang datang untuk membeli kedelai impor di halaman Rumah Rakyat Jalan Hayam Wuruk Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Baca Juga
“Sepekan kita tahu harga kedelai sudah melonjak drastis. Sehingga para UKM tahu dan tempe yang total ada 34 ini merasa berat dalam produksi,” ungkap Ning Ita sapaan akrabnya, Selasa (12/1/2021).
Advertisement
Naiknya harga bahan baku yang melambung ini tak membuat harga jual tahu dan tempe dipasar tradisional Kota Mojokerto juga ikut naik. Dampaknya para pengrajin sulit untuk mengembalikan modal produksi dan keuntungannya menipis.
“Maka kami berupaya dalam rangka menjaga agar pasokan tahu dan tempe yang merupakan protein wajib atau menu wajib ini bisa terus tersedia,” ujar Ning Ita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sampai Harga Normal
Selain itu, lanjut Ning Ita, para pengrajin atau UKM berhak mendapatkan keuntungan layak atas produk yang mereka jual. Untuk itu Disperindag Kota Mojokerto berupaya mendapatkan suplai kedelai import langsung dari importer sehingga harga yang diperoleh sama dengan harga jual sebelum mengalami kenaikkan sebesar Rp 8.500 per kilogram.
“Importer kami datangkan langsung ke Mojokerto, tanpa media, langsung kami fasilitasi ke UKM. Harga Rp 8.500 lebih murah dari harga pasaran saat ini RP 9.100 hingga RP 9.200. Kualitas juga sama. Akan kita sediakan sampai harga kembali normal, dan sesuai permintaan pengrajin,” jelasnya.
Advertisement