Liputan6.com, Kota Batu - Sejak pergantian tahun ini hampir saban hari selalu terjadi bencana tanah longsor di Kota Batu. Masyarakat yang tinggal di dekat tebing curam maupun saat melintasi jalan di lereng perbukitan harus lebih waspada selama tiga bulan ke depan.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu sejak 1-12 Januari ini ada setidaknya 9 kali bencana tanah longsor di berbagai titik. Longsor menghantam turap atau dinding penahan tanah, ada pula beberapa ekor ternak warga mati.
Advertisement
Baca Juga
“Tidak ada korban jiwa atau sampai membuat warga mengungsi. Longsor sebagian besar merusak plengsengan atau turap,” kata Achmad Choirur Rochim, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Selasa, 12 Januari 2021.
Mengutip prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk dengan hujan intensitas tinggi diperkirakan berlangsung sampai Maret mendatang. Selama itu pula ada beberapa wilayah yang harus waspada ekstra tinggi.
Kawasan rawan longsor ada di Desa Sumberejo, Kelurahan Songgokerto, Desa Toyomerto, Pesanggrahan, kawasan Payung di Kecamatan Batu. Lalu di Kecamatan Bumiaji ada di Desa Sumber Brantas, Desa Punten, Gunungsari. Serta Desa Tlekung di Kecamatan Junrejo.
Wilayah rawan longsor itu baik di area permukiman penduduk maupun dekat jalan raya. Seluruhnya ada di dekat perbukitan dengan tingkat kemiringan tebing minimal 45 derajat sampai 90 derajat. Kota Batu memang terletak di antara gugusan perbukitan.
“Ya itu harus diantisipasi oleh semua pihak, karena berpotensi bencana kapan saja bila cuaca sangat buruk,” ujar Rochim.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penanganan Bencana
BPBD Kota Batu telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun Dinas Lingkungan Hidup setempat. Itu untuk kesiapsiagaan alat berat dan bisa kapanpun digerakkan bila butuh evakuasi darurat.
“Jadi alat berat untuk penanganan bencana bisa digeser kapanpun, tidak ada masalah,” ujar Rochim.
Selain bencana alam berupa tanah longsor, tak menutup pula kemungkinan terjadi banjir materialan kayu dan luapan lumpur. Bila saluran irigasi dan drainase tak dijaga maupun tak dibersihkan, dapat menimbulkan bencana banjir.
“Maka harus diawasi dan ada tindakan normalisasi saluran air,” ucapnya.
Soal ketersediaan logistik, BPBD Kota Batu telah berkoordinasi dengan BPBD Jawa Timur dan BNPB. Terutama untuk mengantisipasi apabila ada kekurangan logistik berupa bahan pangan, sandang sampai material perbaikan rumah.
“Logistik kami masih mencukupi sampai tiga bulan ke depan, tapi kalau sampai ada hal buruk bisa berbahaya. Maka harus berkoordinasi sejak dini,” tutur Rochim.
Advertisement