Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo menyatakan, alokasi pupuk bersubsidi untuk provinsi itu mencapai 2.804.823 ton pada 2021 atau naik sebanyak 454.864 ton dibandingkan 2020.
”Pada tahun lalu Jatim mendapat alokasi sekitar 2,3 juta ton pupuk bersubsidi,” ujarnya dikutip dari Antara, Surabaya, Selasa (2/2/2021).
Baca Juga
Meski mengalami kenaikan, namun ada pengurangan jatah untuk pupuk urea dari 967.612 ton menjadi 948.470 ton atau turun sebanyak 19.142 ton di 2021.
Advertisement
Kemudian pupuk ZA dari 358.560 ton turun menjadi 344.474 ton atau turun sebesar 14.084 ton, dan alokasi pupuk organik granul mengalami penurunan dari 324.282 ton menjadi 270.714 ton atau turun sekitar 53.568 ton.
"Ini ada kenaikan karena ada pupuk organik cair, khusus di 2021 sebesar 517.609 liter. Jadi totalnya memang naik, tapi ada tiga item yang turun, dan ini sudah didistribusikan ke kabupaten/kota,” ucapnya.
Hadi mengaku tidak mengetahui alasan pemerintah pusat mengurangi jatah pupuk urea untuk Jatim, padahal merupakan pupuk yang cocok dengan pertanian di Jatim.
“Semua adalah kebijakan dari pusat, jadi kami tidak tahu kenapa kok jatah pupuk urea untuk Jatim menurun. Kami tugasnya hanya mendistribusikan alokasi yang dari pusat ke kabupaten/kota dan itu sudah dilakukan,” katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bantah Ada Kelangkaan
Sementara itu Hadi membantah ada kelangkaan di tingkat bawah, namun yang terjadi adalah terkadang petani menariknya lebih dari target.
“Misalnya jatah pupuk Februari diambil, lalu petani mengambil lagi untuk Maret. Sehingga untuk ngambil lagi di bulan berikutnya malah dibilang langka, padahal itu sudah diambil semua. Karena mungkin ketakutan, kalau sesuai jadwal tidak akan terjadi seperti itu," kata Hadi.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan kementerian menjamin stok pupuk subsidi mencukupi bagi petani. Pihaknya terus berupaya agar pasokan pupuk subsidi kepada petani tidak bermasalah.
Advertisement