Sukses

2 Tanggul Penyebab Banjir Bandang Tulungagung Mulai Diperbaiki

Perbaikan serupa dilakukan di aliran sungai Desa Sumberagung dan Tugu yang menyebabkan banjir bandang di daerah tersebut.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (4/2/2021), mulai memperbaiki dua tanggul sungai yang jebol penyebab banjir bandang di daerah tersebut selama dua hari terakhir.

Proses perbaikan dilakukan dengan menggerakkan warga dibantu alat berat untuk mempercepat normalisasi dinding sungai hingga pulih seperti sediakala.

Di Sungai Terusan Pakel Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat, puluhan petugas dinas pengairan bekerja keras mengisi karung-karung berisi pasir dan mempersiapkan sesek bambu, sementara satu unit alat berat dioperasionalkan membuat dinding sungai baru, dilansir dari Antara.

Upaya normalisasi itu dipercepat untuk mengantisipasi hujan kembali turun. "Untuk sementara tanggul yang jebol akan ditambal menggunakan karung pasir," kata Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung, Anang Pratistianto.

Perbaikan serupa dilakukan di aliran sungai Desa Sumberagung dan Tugu yang menyebabkan banjir bandang di daerah tersebut dua hari sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Hutan Gundul

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo beserta jajaran Forkopimda sempat meninjau titik-titik penyebab banjir di daerah itu.

"Luapan banjir yang memicu sejumlah tanggul jebol dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga debit air sungai naik," ucapnya.

Kondisi diperburuk dengan sampah yang ikut hanyut dan tersangkut di titik-titik pintu air dan tiang jembatan yang menyebabkan aliran tersumbat.

“Ini disebabkan kondisi gunung yang kawasan hutannya sudah rusak. Hutannya banyak yang gundul,” kata Maryoto.

Senada dengan bupati, Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung Soeroto berharap reboisasi hutan bisa dilakukan secepatnya.

“Kami akan komunikasikan ini dengan Perhutani. Toh mereka punya kerja sama dengan LMDH (lembaga masyarakat desa hutan), dalam pengelolaan kawasan hutan untuk penanaman jagung,” ujar Soeroto.