Sukses

Tim Gabungan Terus Cari Satu Korban Tersisa Longsor di Nganjuk

Pihaknya berharap korban segera ditemukan. Petugas sebelumnya juga sudah mengidentifikasi titik-titik dimungkinkan korban berada dengan bantuan anjing pelacak.

Liputan6.com, Surabaya - Petugas gabungan dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, TNI/polri serta relawan fokus mencari satu korban tanah longsor di hari keenam pencarian para korban longsor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

"Pencarian hari ini dilanjutkan. Kemarin sudah lima yang berhasil ditemukan, sekarang masih satu," kata Kepala Basarnas Jatim Hari Adi Purnomo di Nganjuk, seperti dikutip dari Antara, Jumat (19/2/2021).

Pihaknya berharap korban segera ditemukan. Petugas sebelumnya juga sudah mengidentifikasi titik-titik dimungkinkan korban berada dengan bantuan anjing pelacak.

Ia juga menambahkan, pencarian memang tidak dilanjutkan pada Kamis (18/2/2021), kendati tinggal satu orang yang belum ditemukan. Selain faktor cuaca, ia juga memerhatikan kondisi fisik dari para relawan terutama operator eskavator.

"Operator eskavator sudah beberapa hari, sehingga recovery yang cukup. Semoga tidak ada masalah, sehingga bisa bekerja dengan baik," kata dia.

Dalam pencarian juga tetap dimulai dengan briefing serta pengarahan oleh petugas. Tim tetap dibagi di sektor A dan sektor B di lokasi kejadian, untuk memudahkan pencarian.

Namun, pihaknya tetap membatasi jumlah personel yang di lokasi tanah longsor, sekitar 30 orang saja. Hal itu dilakukan demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Di lokasi, dari penelitian yang dilakukan ahli geologi terdapat rekahan-rekahan baru, sehingga harus diantisipasi.

"Kami diskusi dengan tim geologi, memang ada rekahan di atas kemudian masih ada air di tanah, sehingga kami lakukan dengan alat early warning sitem yang sederhana, manual itu sebagai tanda kalau ada apa-apa," kata Hari Adi Purnomo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Survei Potensi Longsor Susulan

Sebelumnya, BPBD Jawa Timur juga telah melakukan survei geologi, seismik dan udara untuk mengantisipasi longsor susulan yang dikhawatirkan terjadi di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor.

Sedangkan survei seismik dilakukan dengan menggunakan seismograf untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni kaki longsoran, belakang Masjid Riyadhatut Tholibin di sekitar lokasi dan di badan longsor.

Sementara survei udara dilakukan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsoran yang selalu diperbarui setiap pagi dan sore hari.

Berdasarkan survei tiga jenis tersebut didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor.